Di Surabaya sendiri geliat industri fesyen terus menunjukkan eksistensinya, salah satunya dengan suksesnya gelaran Surabaya Fashion Parade (SFP) pada Agustus 2024.
Gelaran peragaan busana itu mampu menghadirkan puluhan desainer dari Surabaya dan sejumlah daerah lainnya di tanah air.
Dukungan penuh dari Pemkot Surabaya untuk industri kreatif juga terus terjadwal setiap tahun. Salah satunya bisa dilihat pada gelaran peragaan busana Pesona Batik Surabaya dan pameran fasyen lainnya yang mendorong konsumen untuk datang dan membeli karya industri kreatif Kota Surabaya.
Terlebih, beberapa bulan lagi umat Islam memasuki bulan Ramadan. Itu menjadi peluang bagi pelaku usaha fesyen untuk mengeluarkan koleksi terbarunya.
Selain itu, Pemprov Jatim turut terlibat aktif dalam mendukung pengembangan industri kreatif, termasuk modest fashion, melalui berbagai program pelatihan dan fasilitasi akses pasar bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Perempuan sebagai pengguna modest fashion memiliki kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi budaya di Jawa Timur atau wastra khas daerah, misalnya, batik Madura dan tenun ikat, ke dalam desain modest fashion.
Langkah itu tidak hanya melestarikan budaya lokal, tetapi juga menambah nilai estetika dan keunikan bagi target market-nya dengan harga yang relatif terjangkau sehingga kemampuan membeli pakaian dengan desain kearifan lokal dapat terpenuhi.
Di tengah kondisi deflasi ekonomi yang melanda Indonesia, optimisme di industri modest fashion menjadi harapan baru bagi pertumbuhan industri kreatif, terutama di tahun penuh harapan 2025.
Meski tantangan yang dihadapi cukup besar, semangat inovasi dan kreativitas yang terus tumbuh di kalangan pelaku industri harus tetap dijaga.
Sesuai dengan pendapat filsuf, Francis Bacon, fitrahnya manusia dibekali akal dan pikiran sehingga mampu memanfaatkan tiga daya yang dimiliki, yaitu ingatan, imajinasi, dan pikiran, untuk mau tetap optimistis dan percaya bahwa karya mereka memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif.
Upaya atau aksi yang dapat dilakukan adalah terus berinovasi, memahami tren, serta memetakan target pasar secara cermat demi mampu mengatasi dampak deflasi dan menjadikan modest fashion sebagai pilar penting dalam penggerak roda ekonomi nasional. (*)
*) Etty A. Soraya adalah mahasiswa S-3 PSDM, Universitas Airlangga, Surabaya.