BACA JUGA:Tersangka Pembunuh Berdrama
”Sampai, Pak Sandy mengatakan, akan mengirimkan somasi (peringatan hukum) kepada Pak Nanang. Sudah hampir disampaikan, tapi kemudian dibatalkan. Pak Sandy berpikir lagi, toh nanti baikan lagi. Namanya hidup bertetangga.”
Soal topik cekcok, istri Sandy, Ade Andriani, kepada wartawan, menceritakan: ”Iya, waktu itu cekcok di rapat warga. Ia (terduga pelaku) tidak terima ditegur suami saya, bahwa ia suka mabuk minum minuman keras di lingkungan. Ditegur begitu, ia malah bersikap arogan. Ia berteriak: Emang kenapa….”
Sandy menegur bukan soal kehidupan pribadi Nanang. Tapi, Nanang mabuk-mabukan di lingkungan perumahan itu. Sandy mengkhawatirkan berakibat buruk di lingkungan perumahan.
BACA JUGA:Tersangka Pembunuh Dante Bohong bagai Pinokio
BACA JUGA:Alibi di Pembunuhan Indriana
Ade: ”Mungkin dari situ ia mulai tidak suka dengan suami saya. Terus berkelanjutan. Pernah damai, tapi rupanya pura-pura damai.”
Permusuhan itu dirasakan langsung oleh Ade. Bukan cuma dari cerita suami. Sebab, mereka bertetangga dekat. Pasti berinteraksi. Ada kejadian, beberapa hari sebelum pembunuhan, begini:
Ade: ”Saya lewat depan rumahnya. Saya jalan sama anak saya. Ia (Nanang) memangkas pohon depan rumahnya (pakai parang). Ia mangkas seperti sedang marah-marah. Saya tegur, saya bilang: Pelan-pelan mangkasnya, kenapa? Kalau kena orang gimana? Kalau kena anak saya gimana? Eee… ia melotot ke saya, tanpa berkata apa-apa.”
BACA JUGA:Sesal Pembunuh Sadis
BACA JUGA:Pembunuh-Mutilasi di Malang Dihantui Korban
Begitulah kondisi jika tidak rukun dengan tetangga. Hal sepele bisa jadi api amarah. Jadi benci.
Sabtu malam, 11 Januari 2025, Sandy menjemput Ade dan kakak Ade, Amelia, di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Ade dan Amelia baru pulang kampung ke Palembang. Sandy menjemput mereka.
Amelia: ”Sejak di perjalanan dalam mobil, sampai rumah, Sandy banyak cerita dengan adik saya (Ade). Bahkan, tiba di rumah, mereka masih ngobrol sampai pagi. Itu tidak biasanya. Tumben Sandy begitu banyak cerita.”
Dini hari mereka tidur di rumah Sandy. Pagi-pagi sekali (Minggu, 12 Januari 2025) Sandy sudah bangun, langsung berkegiatan.
Amelia: ”Sandy (naik sepeda elektrik) mengantarkan makanan untuk sarapan karyawannya. Ia punya bisnis pabrik bakso. Setelah itu, sambil jalan pulang, ia mampir ke peternakan ayam miliknya, untuk memberi makan ayam-ayam itu. Setelah itu, barulah ia pulang.”