BACA JUGA:Pemimpin Dunia yang Menghadiri Pelantikan Presiden AS Donald Trump
BACA JUGA:Miliarder Dunia yang Menghadiri Pelantikan Presiden AS Donald Trump
Juga, menimbulkan kekhawatiran internasional yang mungkin akan berdampak buruk serta berpengaruh terhadap perekonomian global, salah satunya ASEAN.
Pengaruh tarif AS yang lebih tinggi pada Tiongkok harus dilakukan dengan mempertimbangkan dampak langsung dan tidak langsung pada pihak ketiga, termasuk ASEAN (Bhanupong Nidhiprabha, 2019)
Ketika AS di era Biden berkuasa, tercatat selama 2022, neraca perdagangan AS terhadap Tiongkok mengalami defisit hingga USD 382,9 miliar, meningkat USD 29,4 miliar atau 8,3 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
BACA JUGA:Mantan Presiden AS yang Menghadiri Pelantikan Presiden AS Donald Trump
BACA JUGA:Pelantikan Presiden Pindah ke Capitol Rotunda, Pendukung Donald Trump Kecewa
Ekspor AS ke Tiongkok pada 2022 memang naik USD 2,4 miliar menjadi USD 153,8 miliar. Namun, impor meningkat lebih tinggi, yakni senilai USD 31,8 miliar, menjadi USD 536,8 miliar.
Secara keseluruhan, total defisit neraca perdagangan AS terhadap Tiongkok mencapai USD 948,1 miliar, meningkat USD 103 miliar atau 12,2 persen (yoy).
Defisit yang nyaris menyentuh USD 1 triliun itu menjadi rekor baru bagi AS.
Data di atas membuktikan bahwa AS masih jauh dari mampu untuk lepas dari produk dan jasa ”made in China”.
Washington kewalahan mengubah perilaku konsumsi dan membujuk korporasi multinasional atau swasta domestik agar memutus hubungan dengan Beijing, bahkan ketika telah menerapkan berbagai pembatasan dan peningkatan tarif bea masuk.
Tak pelak, periode itu dinilai publik AS sebagai ”tahun kegagalan terburuk” Joe Biden di sektor perdagangan melawan seterunya, Tiongkok.
Pada gilirannya, perang dagang yang diwarnai pembatasan kuota dan tarif menyeret dua kutub kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu ke arena perang dagang terbuka sejak 2018.
Konsekuensi defisitnya neraca perdagangan AS- Tiongkok juga mempunyai dampak negatif yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi kelompok negara ASEAN.
Defisit neraca perdagangan AS- Tiongkok yang terus mengalami kenaikan akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN.