RAKSASA teknologi dan e-commerce Tiongkok, Alibaba, mengumumkan peluncuran Qwen2.5-Max, Rabu, 29 Januari 2025. Itulah model kecerdasan buatan (AI) canggih yang diklaim mampu mengungguli beberapa sistem AI.
Sebelum ini, Tiongkok lewat salah satu startup-nya sudah meluncurkan DeepSeek. Program itu mengejutkan Silicon Valley. Sebab, DeepSeek digadang-gadang mampu menantang dominasi AS di sektor AI yang berkembang pesat.
Munculnya model-model AI Tiongkok secara beruntun diperkirakan akan meningkatkan kekhawatiran di Amerika Serikat. Sebab, perusahaan di Negeri Paman Sam itu telah menginvestasikan miliaran dolar dalam pengembangan AI. Sedangkan startup di Tiongkok mampu menyaingi dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Dalam sebuah unggahan blog, tim Qwen menyebut bahwa model terbaru mereka mengungguli DeepSeek V3 dalam berbagai pengujian. Termasuk dalam pembuatan kode dan kapabilitas umum. Model AI anyar itu juga menunjukkan hasil kompetitif terhadap pemimpin industri seperti GPT-4 dari OpenAI dan Claude-3.5-Sonnet dari Anthropic.
BACA JUGA:Trump Komentari Kemunculan DeepSeek AI: Ini Wake Up Call Untuk Perusahaan AS
BACA JUGA:DeepSeek vs ChatGPT, Adu Kelebihan dan Kekurangan
Model tersebut dilatih dengan lebih dari 20 triliun token data. Namun, AI buatan Alibaba itu tidak dibandingkan dengan DeepSeek R, model AI yang diluncurkan pada 20 Januari lalu.
Qwen2.5-Max kini tersedia bagi pengembang melalui layanan Alibaba Cloud. Juga bisa diakses melalui Qwen Chat, platform AI percakapan milik perusahaan tersebut. Sistem itu juga kompatibel dengan format API OpenAI. Sehingga, memudahkan adopsi bagi organisasi yang sudah menggunakan layanan AI serupa.
CEO OPENAI Sam Altman berbicara pada Microsoft Builnd Conference di Seattle, Washington, Mei 2024.-Jason Redmond-AFP-
Tetapi, tumbuhnya kecerdasan buatan ternyata membuat OpenAI, pendiri ChatGPT, kelabakan. Mereka menuding perusahaan-perusahaan Tiongkok secara aktif berusaha meniru model AI canggihnya. OpenAI pun ingin pemerintah AS lebih meningkatkan keamanan digital.
Pernyataan OpenAI tersebut muncul setelah DeepSeek memicu kepanikan di Wall Street pekan ini dengan chatbot canggihnya. Dan perusahaan itu dikembangkan dengan biaya jauh lebih rendah dibanding pesaing di AS.
Keberhasilan DeepSeek memunculkan tuduhan bahwa perusahaan itu telah merekayasa balik teknologi AI terkemuka AS, seperti model yang mendukung ChatGPT.
BACA JUGA:Liang Wenfeng, Sosok Misterius di Balik DeepSeek AI
BACA JUGA:DeepSeek Didukung Pemerintah Tiongkok, Pukulan Berat Bagi Nvidia
OpenAI menyebut bahwa pesaingnya menggunakan metode distilasi. Yakni, pengembang menciptakan model yang lebih kecil dengan mempelajari perilaku dan pola pengambilan keputusan model yang lebih besar. Mirip dengan cara murid belajar dari guru.