Kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang lebih terbuka terhadap Rusia telah memicu kekhawatiran bahwa AS mungkin bersiap memaksa Ukraina menerima kesepakatan yang menguntungkan salah satu pihak.
Kekhawatiran ini semakin meningkat setelah pembicaraan di Riyadh, di mana Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, membahas keamanan Eropa dan Ukraina tanpa perwakilan dari Kyiv atau Brussels.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Desak Anggota G20 Upayakan Perdamaian di Gaza dan Ukraina
BACA JUGA:Putin Bertemu Sekjen PBB Guterres, Bahas Konflik Ukraina di KTT BRICS
Presiden Turki, Erdogan, menawarkan Turki sebagai tuan rumah ideal untuk pembicaraan terkait upaya mengakhiri konflik.
Mengingat pertemuan serupa pernah berlangsung di Istanbul pada 2022, hanya beberapa pekan setelah Rusia menginvasi Ukraina.
"Turki akan menjadi tuan rumah yang ideal untuk kemungkinan pembicaraan antara Rusia, Ukraina, dan Amerika dalam waktu dekat," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pembicaraan di Istanbul sebelumnya merupakan pembicaraan penting di mana para pihak hampir mencapai kesepakatan.
Kunjungan ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan Zelensky ke Turki sejak invasi Rusia, dengan tujuan memperkuat posisi Ukraina di tengah pendekatan baru Trump terhadap Rusia.
Sebagai anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization), Turki berusaha menjaga hubungan baik dengan kedua pihak yang sedang berkonflik, dengan Erdogan berperan sebagai mediator utama dan calon penengah perdamaian.
BACA JUGA:Serangan Rudal Rusia di Poltava Tewaskan 51 Orang, Ukraina Perlu Perkuat Pertahanan Udara
Ankara diketahui telah memasok drone bagi Ukraina, tetapi menolak untuk ikut serta dalam sanksi yang dipimpin Barat terhadap Rusia.
Bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, Turki juga telah memainkan peran dalam menengahi beberapa pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina.
Kesepakatan tersebut telah memungkinkan ratusan tahanan dari kedua belah pihak untuk kembali ke negara masing-masing meskipun konflik masih berlanjut.(*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.