Hidrasi tubuh juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mulut. Produksi air liur sangat bergantung pada kadar cairan dalam tubuh. Jika tubuh dehidrasi, air liur yang berfungsi sebagai pelindung alami gigi juga berkurang.
Untuk itu, Imme menyarankan pola minum 2-4-2. Yaitu dua gelas saat berbuka, empat gelas sepanjang malam, dan dua gelas saat sahur.
BACA JUGA:Bau Mulut saat Berpuasa? Begini Cara Mengatasinya Menurut Dokter
Air putih lebih disarankan daripada teh atau kopi, yang justru bisa membuat tubuh lebih cepat kehilangan cairan.
Selain itu, konsumsi makanan manis dan gorengan saat berbuka sebaiknya dikendalikan. Sirup, kolak, atau gorengan bisa mempercepat pembentukan plak di gigi. Jika mengonsumsi makanan manis, sebaiknya segera berkumur atau menyikat gigi setelahnya.
Makanan manis yang menempel di gigi dalam waktu lama bisa memicu gigi berlubang lebih cepat. Menggantinya dengan buah yang kaya air seperti semangka atau melon bisa menjadi alternatif yang lebih sehat.
BACA JUGA:Mengatasi Sakit Gigi Saat Puasa Ramadan Tanpa Mengganggu Ibadah
Banyak orang hanya fokus pada gigi. Padahal lidah juga berperan besar dalam kesehatan mulut. Bakteri bisa menumpuk di permukaan lidah dan menyebabkan bau mulut.
Menurut drg. Imme Kris Wicaksono, kesehatan mulut yang baik berkontribusi pada kesehatan mental dan emosional seseorang.-Humas PCU-
Oleh karena itu, Imme menyarankan penggunaan pembersih lidah atau sikat gigi yang memiliki tongue scraper untuk membersihkan permukaan lidah dengan lebih efektif.
Bukan sekadar urusan napas segar, kesehatan mulut memiliki dampak luas. Mulut yang sehat membuat kita lebih nyaman berkomunikasi, lebih percaya diri, dan terhindar dari gangguan yang bisa mengurangi kualitas hidup.
BACA JUGA:PCU Resmikan Fakultas Kedokteran Gigi, Siapkan Lulusan Adaptif Teknologi
Di bulan Ramadan, ketika interaksi sosial meningkat, kondisi mulut yang terawat bisa membuat seseorang lebih nyaman dalam berbicara dan beribadah.
“Bayangkan kalau sedang tarawih, tapi mulut terasa kering atau bau tidak sedap. Pasti tidak nyaman, kan?” ujar drg. Imme, kemudian tersenyum.
Oleh karena itu, Hari Kesehatan Mulut Sedunia 2025 bisa menjadi pengingat untuk lebih peduli pada kesehatan mulut.
BACA JUGA:Memutihkan Gigi Apakah Aman? Begini Prosedur Bleaching yang Aman Menurut Kemenkes