HARIAN DISWAY - Momen pascalebaran kerap menjadi titik balik bagi banyak orang. Terutama untuk memulai kembali gaya hidup sehat.
Keseruan momen Idulfitri identik dengan sajian berlemak dan tinggi gula. Itu membuat kolesterol meningkat. Jika berlebihan, dampaknya kurang sehat.
Maka, tidak sedikit individu yang merasa perlu melakukan detoksifikasi tubuh. Juga menyeimbangkan kembali pola makan mereka.
BACA JUGA:5 Tip Diet Pasca Lebaran, Bantu Kembalikan Tubuh Ideal Anda
Fenomena itu kemudian memunculkan kembali tren diet sehat di kalangan masyarakat urban, yang kini semakin sadar akan pentingnya kesehatan pasca pandemi.
Dua metode diet yang kerap diterapkan pascalebaran adalah food combining dan intermittent fasting (puasa berkala).
Keduanya menawarkan pendekatan yang berbeda dalam mengatur pola makan. Namun, memiliki tujuan yang sama. Yakni menjaga kesehatan tubuh dan mengembalikan vitalitas. Terlebih setelah masa-masa konsumsi berlebihan selama libur Lebaran.
BACA JUGA:4 Ide Menu Sahur dari Olahan Kentang untuk Diet, Makanan Rendah Kalori yang Menyehatkan
Food Combining
Food combining merupakan metode diet yang mengatur kombinasi makanan berdasarkan prinsip pencernaan yang efisien.
Inti dari metode itu adalah menghindari konsumsi karbohidrat dan protein hewani dalam satu waktu makan.
Dalam diet itu, karbohidrat disarankan dikombinasikan dengan sayuran non-tepung. Begitu pula dengan protein.
BACA JUGA:Pola Diet dan Hidup Sehat untuk SDM Unggul
Combining food diet menghindari konsumsi karbohidrat dan protein hewani dalam satu waktu makan. --freepik
Praktik itu diklaim dapat membantu proses pencernaan lebih optimal, mengurangi penumpukan racun dalam tubuh, dan meningkatkan energi harian. Sehingga beberapa orang merasa metode itu cukup efektif dilakukan pasca Lebaran.
Meski demikian, sebagian kalangan medis menyarankan agar pendekatan itu dilakukan dengan bijak. Mengingat masih terbatasnya bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut secara klinis.