Boeing Tertekan, Tiongkok Larang Pengiriman Pesawat AS

Rabu 16-04-2025,11:05 WIB
Reporter : Shabrina Wa Zakiah*
Editor : Mohamad Nur Khotib

Selain itu, program pesawat C919 milik perusahaan penerbangan dalam negeri Tiongkok, COMAC, juga masih bergantung pada pasokan suku cadang dari AS. 

Jika Tiongkok benar-benar menghentikan semua impor komponen penerbangan dari Amerika, program tersebut bisa terganggu secara serius.

Seperti diketahui, produksi Boeing mengalami penurunan signifikan setelah masalah kualitas yang muncul pada insiden penerbangan pada Januari 2024.

Bahkan, dua pabrik mereka terhenti operasinya akibat pemogokan buruh pada musim gugur.

BACA JUGA:Tarif Resiprokal ala Trump: Senja Kala Era Perdagangan Bebas?

Data menunjukkan, ekspor pesawat komersial AS turun dari USD 4,2 miliar pada Agustus menjadi hanya USD 2,6 miliar pada September 2024.

Boeing pun kehilangan pendapatan langsung akibat pembekuan pengiriman. Sebab, biasanya mereka menerima sekitar 60 persen pembayaran saat pengiriman. 

Situasi itu memperparah tekanan terhadap arus kas yang sudah melemah sejak akibat dari pandemi Covid-19.

BACA JUGA:Badai Tarif Trump, Strategi Geopolitik atau Gertakan Dagang?

Di sisi maskapai, beberapa perusahaan luar negeri juga mulai mempertimbangkan ulang jadwal pengiriman pesawat mereka. 

CEO Ryanair Michael O’Leary mengaku bisa menunda pengiriman 25 unit pesawat Boeing jika dikenakan tarif lebih tinggi. 

Sementara itu, CEO Delta Air Lines Ed Bastian menyatakan tidak akan membayar bea masuk untuk pesawat Airbus yang dipesan tahun ini.

*) Mahasiswa magang dari UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kategori :