HARIAN DISWAY - Kementerian Agama (Kemenag) mencatatkan prestasi membanggakan dengan meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Nasional secara hybrid, yang menjangkau lebih dari 140 ribu peserta dari seluruh penjuru negeri.
Kegiatan yang digelar secara luring di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, ini diikuti oleh 1.500 peserta secara langsung.
Sementara itu, sebanyak 141.139 peserta lainnya mengikuti secara daring dari lebih dari 500 titik lokasi di berbagai daerah.
BACA JUGA:Manasik Haji Akbar dengan 140 Ribu Peserta, Kemenag Raih Rekor MURI
Rekor itu menegaskan meningkatnya antusiasme dan komitmen masyarakat terhadap pembinaan jemaah haji menjelang musim haji tahun ini.
Dalam arahannya, Menteri Agama menekankan pentingnya pendekatan baru dalam bimbingan manasik yang tidak hanya fokus pada aspek fikih, tetapi juga mendalam secara spiritual dan transformatif.
“Tidak semua yang maqbul itu mabrur, tapi semua yang mabrur pasti maqbul,” ujar beliau.
BACA JUGA:Perdana, Kemenag Gelar Bimbingan Manasik Haji Nasional dengan 140 Ribu Peserta
Pernyataan itu menjadi penekanan bahwa haji yang diterima secara lahiriah belum tentu membawa perubahan batin.
Sedangkan haji yang mabrur akan tercermin dalam akhlak, ketulusan, serta kepekaan sosial yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Tahun ini, ibadah haji memiliki keistimewaan tersendiri karena bertepatan dengan Haji Akbar, yakni wukuf di Arafah yang diperkirakan jatuh pada hari Jumat.
Dalam tradisi Islam, keutamaannya diyakini setara dengan 70 kali ibadah haji biasa.
BACA JUGA:Jelang Penyelenggaraan Haji 2025, Arab Saudi Terapkan 4 Aturan Baru
“Gunakan momen Haji Akbar ini untuk memperbanyak doa, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga, bangsa, umat, dan seluruh manusia,” pesan Menag.
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Nasaruddin Umar, turut memberikan tausiyah dengan membingkai ibadah haji sebagai bagian dari misi kekhalifahan manusia dan ruang dialog antara makhluk dengan Sang Khalik.