Mitologi Jawa Buta Kala dan Patung Macan dalam Seni Kontemporer ARTJOG 2025

Minggu 27-04-2025,11:06 WIB
Reporter : Ilmi Bening
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Tidak hanya bernilai seni dan sejarah, unsur budaya Jawa juga turut andil dalam pameran seni ARTJOG 2025 agar bisa terhubung dengan pengunjung.

Penonton ARTJOG 2025 bisa menyaksikan langsung tampilan visual dari seni kontemporer dalam sebuah gedung terbengkalai di Pasar Tunjungan lantai 3 Surabaya. 

ARTJOG 2025 hadir untuk merangkai sebuah kisah sejarah dan budaya yang mungkin akan menyentuh hati para pengunjung dengan objek seni yang tertata.

Budaya Jawa yang kental akan menggaet para pengunjung untuk kembali hidup berdampingan dengan sejarah dan tradisi yang sudah berlangsung sejak dahulu kala.

Dalam suasana hujan lebat sore itu, pengunjung antusias memotret dan mengamati wujud visual dari seni karya Jompet Kuswidananto yang berbentuk patung menyerupai macan.

Patung macan itu mengenakan kostum penari jathilan dan di bawahnya ada tumpukan pengeras suara yang mengingatkan pengunjung dengan sound horeg.

BACA JUGA: ARTJOG 2025, Dentuman Suara Simbol Demokrasi Pasca Reformasi


Patung macan dan pengeras suara dalam pameran seni kontemporer ARTJOG 2025 yang merupakan gambaran dari sound Horeg, serta penari Jathilan. - Boy Slamet - Harian Disway

Ada pula patung macan lain yang mengenakan topeng anggar, serta membawa kamera dan lampu. Sekumpulan patung macan itu seperti sedang menunggangi kuda, layaknya gerakan penari jathilan. Pengunjung bisa melihat kesinambungan antara objek seni yang satu dengan lainnya. 

“Macan yang membawa kamera dan lampu itu merupakan lambang dari keterbukaan. Jadi, ada unsur keterbukaan bagi penonton tentang nilai seni dan sejarah,” terang Jompet Kuswidananto, seniman yang menggelar pameran seni ARTJOG 2025.

Kata ‘horeg’ dalam bahasa Jawa maksudnya adalah bergerak atau bergetar, sehingga budaya musik ini dilakukan dengan memutar musik bass sekeras mungkin sampai kaca dan benda-benda sekitarnya beresonansi.

Kesenian ini merupakan kebudayaan yang tren di kalangan orang-orang Jawa. Suara yang mengguncang itu adalah perumpamaan yang mengingatkan seseorang tentang kesenian rakyat yang berhubungan hal gaib.

BACA JUGA: Chandelier dan Nilai Religius Penduduk Banten dalam Pameran Seni Instalasi ARTJOG 2025


Pose patung macan yang menunggang kuda dalam pameran seni kontemporer ARTJOG 2025, mirip dengan gerakan penari Jathilan. - Boy Slamet - Harian Disway

Suara, bagi kesenian rakyat di Jawa juga bekerja sebagai medan pertemuan antara yang profan dan yang gaib. Ia mengingatkan pada ritual tradisi seperti jathilan, di mana sembari ditingkahi bebunyian ritmis para penari yang ndadi mengunyah pecahan neon yang berkilau serupa serpihan cahaya—mengingatkan kita pada mitos buta kala yang menelan habis matahari.

Kategori :