Diskusi Publik ARTSUBS 2025, Pendidikan Seni Rupa Indonesia dan Industri Kreatif

Diskusi Publik ARTSUBS 2025, Pendidikan Seni Rupa Indonesia dan Industri Kreatif

Diskusi Publik ARTSUBS 2025 bertema Pendidikan Tinggi Seni Rupa Indonesia dalam Lanskap Industri Kreatif: Potensi dan Tantangannya di Balai Pemuda Surabaya, pada Rabu, 13 Agustus 2025. -Agustinus Fransisco-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pendidikan tinggi seni rupa di Indonesia sedang menghadapi krisis identitas yang nyata. Hal itu dibahas di diskusi publik ARTSUBS 2025 di Balai Pemuda, Rabu, 13 Agustus 2025. 

Diskusi itu mengangkat tema Pendidikan Tinggi Seni Rupa Indonesia dalam Lanskap Industri Kreatif: Potensi dan Tantangannya. Pada diskusi itu Balai Pemuda seakan menjadi sarang seniman Indonesia. 

Banyak seniman Indonesia dari berbagai daerah menuangkan argumennya. Terlebih tentang tantangan yang dihadapi di era modern ini.

BACA JUGA: Pameran Seni ARTSUBS 2025 Surabaya, Tentang Membungkus Cinta dan Luka dalam Estetika

Mufi Mubaroh (tengah) akademisi Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) saat menjadi narasumber diskusi publik Artsubs 2025 di Balai Pemuda, Rabu, 13 Agustus 2025-Agustinus Fransisco-Harian Disway

Saat geliat ekonomi kreatif yang menyumbang 11 persen terhadap PDB nasional, dunia akademik justru terjebak dalam rutinitas yang jauh dari realitas industri. Hal itu menjadi inti dari diskusi tersebut. 

Mufi Mubaroh, akademisi dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW), membuka diskusi. Lalu, dilanjutkan dengan Kenny Hartanto, akademisi Universita Surabaya (UBAYA), dan ditutup argumen Djuli Djatiprambudi, akademisi Universitas Negeri Surabaya (UNESA). 

Ketiganya menyampaikan kritik tajam dan argumen seputar dunia pendidikan seni rupa Indonesia. "Dulu di masa Sandiaga Uno masih ada gerakannya, tapi yang sekarang? Gelap gulita," terang Djuli.

Ia menyoroti ketidakjelasan arah kebijakan yang membuat perguruan tinggi seni kesulitan menangkap peluang.

BACA JUGA:Budi Pradono, Artsubs 2025, dan Perjalanan ke Surabaya

BACA JUGA:ARTSUBS 2025, Wamen Giring Dukung Aspirasi Seniman untuk Hadirkan Museum Seni di Surabaya


Jajang Supriyadi, seniman asal Bandung, saat memberikan pertanyaan dan pendapatnya soal pendidikan seni rupa Indonesia di diskusi publik Artsubs 2025, Rabu, 13 Agustus 2025-Agustinus Fransisco-Harian Disway

Masalahnya bukan hanya di atas. Di level kampus, rantai antara akademik dan industri terputus. "Dosen hanya ditugasi penelitian untuk BKD, bukan untuk menciptakan peluang di industri," sambungnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: