Sejak 2 Maret,Pemerintah Israel memberlakukan blokade total terhadap Gaza sebagai bentuk tekanan terhadap Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan.
Blokade ini menyebabkan pasokan bantuan kemanusiaan seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan layanan kesehatan terputus bagi jutaan warga sipil. Krisis kemanusiaan pun semakin parah.
BACA JUGA:Warga Gaza Berjuang Hidup di Tengah Penaklukan Israel dan Krisis Pangan yang Memprihatinkan
Di tengah situasi yang memburuk, Hamas telah menyatakan kesiapannya untuk memulai negosiasi intensif demi mencapai kesepakatan akhir yang akan mengakhiri perang dan membentuk pemerintahan teknokratik independen di Gaza.
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut langkah ini akan menjamin stabilitas jangka panjang, mempercepat rekonstruksi wilayah, serta mengakhiri blokade Israel.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola oleh Hamas melaporkan bahwa setidaknya 2.749 warga telah tewas sejak Israel melanjutkan serangannya pada Maret lalu. Jumlah total korban jiwa sejak perang meletus mencapai 52.862 orang.
BACA JUGA:Israel Siapkan Rencana Penaklukan Gaza, Netanyahu Bertekad Relokasi Warga Gaza ke Mesir dan Yordania
Situasi di Gaza tetap mencekam. Serangan ke Rumah Sakit Nasser menambah daftar panjang infrastruktur sipil yang menjadi korban dalam konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda, meskipun berbagai upaya diplomatik terus diupayakan.(*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.