HARIAN DISWAY – Dunia tak lagi hanya hitam-putih. Ia bergerak cepat. Batas antara dunia maya dan realitas menjadi tipis.
Dalam pusaran perubahan itu, desain dituntut bukan cuma soal bentuk. Tapi juga tentang makna, koneksi, dan dampak.
Petra Christian University (PCU) menangkap fenomena itu. Bukan hanya menjawab tantangan, tapi turut merancang jawabannya. Pada 23 Mei 2025, PCU resmi meluncurkan Program Studi Magister Desain (M.Ds.).
BACA JUGA:Dosen PCU Komentari #KaburAjaDulu, Wujud Keresahan Anak Muda, Antara Realita dan Harapan
BACA JUGA:Kolaborasi Mahasiswa PCU dan SUTD Hadirkan Solusi di Gunung Anyar
Itu merupakan langkah strategis dari Faculty of Humanities and Creative Industries untuk mencetak pemikir dan praktisi desain. Lulusan yang siap mentransformasi dunia melalui pendekatan phygital.
Aristarchus (tengah), dosen Magister Desain PCU menjelaskan tentang konsep phygital. --Humas PCU
“Phygital adalah integrasi antara dunia fisik dan digital yang lebih humanistik. Bukan sekadar teknologi. Tapi tentang menciptakan pengalaman yang lebih bermakna,” jelas Laksmi Kusuma Wardani, Ketua Program Studi Magister Desain.
Peluncuran itu ditandai dengan Creative Talk: Design in the Digital Era yang berlangsung di Ruang Matthew, Gedung Radius Prawiro lantai 10.
BACA JUGA:Screening Dokumenter Mahasiswa PCU di CGV Surabaya, Usung Tema Yang Terpinggirkan
BACA JUGA:PCU Resmikan Fakultas Kedokteran Gigi, Siapkan Lulusan Adaptif Teknologi
Tiga narasumber dihadirkan: Laksmi, Andi S. Boediman (CEO Ideosource Entertainment), dan Aristarchus Pranayama Kuntjara, dosen yang juga peneliti desain digital.
Andi, sebagai praktisi industri kreatif, mengurai bagaimana teknologi telah mengubah wajah desain. “Desain bukan lagi sebatas estetika. Tapi alat komunikasi yang berdampak,” katanya.
Andi S. Boediman, CEO of Ideosource Entertainment berbagi pengalamannya di industri kreatif Indonesia. --Humas PCU
Aristarchus menyebut lapisan akademik atas istilah phygital, menjelaskan bagaimana dunia desain kini masuk wilayah interaktif yang lebih dalam dan emosional.
BACA JUGA:Rayakan Valentine dengan Kreativitas, PCU Gelar Workshop Flower Cookies Decoration
Sementara Laksmi mengisahkan latar belakang lahirnya program magister itu. Yakni berawal dari kebutuhan terhadap desainer masa depan yang tak hanya bisa menciptakan. Tapi juga memimpin perubahan.
“Kami ingin melahirkan inovator desain yang beretika, kolaboratif, dan punya keberanian merancang masa depan,” ujarnya.
Acara ditutup dengan aksi simbolis Rektor PCU Prof Djwantoro Hardjito yang menyemprotkan pylox kosong ke layar LED. Seketika, visual logo M.Ds. muncul. Seolah menyatukan dunia nyata dan digital.
BACA JUGA:Berbagai Cara PCU Transformasi Gang Dolly, Dari Eks Lokalisasi jadi Sentra Kreatif
Tak hanya simbolik. Itulah visi phygital dalam aksi. Dan dari Surabaya, para arsitek masa depan dunia desain itu pun mulai digemblen. Dipersiapkan untuk menghadapi dunia yang terus berubah, tanpa kehilangan makna kemanusiaan. (*)