Namun, situasi di lapangan masih terus berubah, dan Ukraina tetap berusaha mempertahankan wilayah strategis ini.
Wilayah Sumy menjadi salah satu titik panas dalam konflik Rusia-Ukraina karena posisinya yang berbatasan langsung dengan wilayah Kursk di Rusia. Lokasi ini kerap menjadi target serangan udara berulang dari pasukan Rusia.
Salah satu serangan rudal besar terjadi di kota utama Sumy pada bulan lalu, yang menewaskan 35 orang saat perayaan Minggu Palma.
Selain itu, Layanan Darurat Negara Ukraina melaporkan satu warga tewas pada Senin, 26 Mei, akibat penembakan artileri Rusia di wilayah barat Sumy, tidak jauh dari desa-desa yang kini telah dikuasai militer Rusia.
Sementara itu, Rusia juga memperluas serangannya ke wilayah timur Ukraina, khususnya di sekitar kota Vovchansk, wilayah Kharkiv. Vovchansk menjadi wilayah yang sebelumnya juga menjadi sasaran invasi Rusia pada Mei 2024.
Blog militer populer Ukraina, DeepState, menyebutkan bahwa untuk pertama kalinya pasukan Rusia mampu mengambil posisi di sepanjang garis desa-desa perbatasan ini, yang menunjukkan eskalasi signifikan di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Trump Ancam Akan Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Rusia Setelah Serangannya ke Ukraina
BACA JUGA:Putin Siap Lakukan Pembicaraan dengan Trump Terkait Gencatan Senjata di Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan pada 26 Mei bahwa laporan intelijen Ukraina menunjukkan Rusia sedang merencanakan operasi ofensif baru, meskipun secara terbuka Rusia tetap menyuarakan dukungan terhadap proses perdamaian.
Seorang penghuni bangunan bertingkat membersihkan puing-puing dari flatnya yang rusak akibat serangan drone Rusia pada 25 Mei 2025. Pasukan Rusia dilaporkan telah merebut empat desa di wilayah Sumy, Ukraina,--Sergei SUPINSKY / AFP
Wilayah Kursk di Rusia sendiri menjadi titik awal serangan Ukraina tahun lalu, saat pasukan Kyiv melancarkan serangan lintas batas pada Agustus 2024.
Meskipun Moskow mengklaim telah berhasil mengusir pasukan Ukraina dari wilayah tersebut, Kyiv menyatakan pasukannya masih aktif dan terus melakukan operasi di kawasan itu.
BACA JUGA:Menlu AS Sebut Ukraina Harus Merelakan Wilayah Yang Dikuasai Rusia Jika Ingin Perdamaian Terjadi
Di tengah eskalasi konflik ini, Presiden Zelensky juga mengkonfirmasi bahwa Rusia dan Ukraina telah menuntaskan pertukaran tahanan terbesar sejak perang dimulai.
Pertukaran tahanan ini menjadi salah satu tanda diplomasi yang masih berjalan meskipun medan tempur semakin memanas.