BACA JUGA:Pembunuhan Sadis di Extended Family
Setelah menganggap Lukman benar-benar mati, Fauziah mulai menebar racun tikus di sekitar rumah. Tikus-tikus mati di berbagai lokasi. Dia ambil, kemudian tikus diletakkan di sekitar rumah. Lalu, dia cerita ke tetangga bahwa di rumah banyak tikus dan diracuni, mati.
Tetangga yang mencium bau busuk pun memaklumi.
Tapi, ada tetangga yang hendak bertandang masuk rumah Fauziah, langsung dicegah. Dengan alasan, banyak racun tikus dan bangkai tikus di dalam rumah. Dia menyatakan, khawatir tetangga terganggu. Maka, si tetangga batal masuk rumah tersebut. Problem selesai.
BACA JUGA:Pembunuhan Terkait Perjanjian Pranikah
BACA JUGA:Pembunuhan Fitria Wulandari, Bagai Anjing Penjaga Bunuh Majikan
Untuk menyempurnakan permainan drama, Fauziah tetap tinggal di rumah itu. Serumah dengan mayat.
Beberapa tetangga bertanya, ke mana Lukman? Dijawab Fauziah, sedang ikut mobil kirim barang mebel ke luar kota. Para tetangga percaya.
Namun, anak-anak Lukman dari pernikahan terdahulu juga bertanya ke Fauziah. Di sini jawaban Fauziah berbeda dengan jawaban kepada tetangga.
AKP Margono: ”Saat tersangka ditanya anak korban dari istri sebelumnya, pelaku menyebutkan, ayahnya (Lukman) sedang kerja di Palembang. Kata pelaku, nanti kalau Lukman pulang, si anak akan dikabari.”
BACA JUGA:Pembunuhan Mojosari, Tersangka Dukun dan Aji Pesugihan
BACA JUGA:Pembunuhan di Kalideres, Dituturi Malah Mateni
Jawaban itu kurang rasional bagi si anak. Sebab, ia tahu kebiasaan sang ayah. Namun, si anak tidak bertanya lebih lanjut.
Sepekan tinggal di sana, Fauziah tidak tahan baunya. Dia pergi.
Margono: ”Pelaku pulang ke rumah saudaranya di wilayah Kesamben, Jombang. Namun, beberapa kali, setidaknya tiga hari sekali, pelaku mengecek ke rumah itu, melihat situasi. Ternyata dirasa aman. Para tetangga tidak tahu ada mayat di dalam rumah itu.”
Dilanjut: ”Akhirnya pelaku menyerahkan diri ke polisi karena alasan ketakutan. Dia juga sadar bahwa lambat laun kejadian itu pasti akan terungkap.”