Sebab, menurut cerita tutur turun-temurun keluarga Raden Mas Soemosewojo, pemilik pertama rumah tersebut, Soekarno kerap merenung di bawah pohon kepuh itu.
Ia memikirkan ide-idenya, strategi pergerakannya, hingga mulai meramu ideologi yang cocok untuk Indonesia di bawah pohon kepuh. Hal itu diperkuat dengan pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945.
Dalam pidato tersebut, Sang Putra Fajar menyebut bahwa Pancasila sudah digali sejak 1918. “Pancasila tidak ditemukan dalam semalam. Tapi sejak Bung Karno muda. Ia merenungkan Pancasila dan filsafatnya di Kediri ini. Saat usianya masih 17 tahun,” ujar Kusuma.
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (9): Nostalgia Presiden di Pertjetakan Peneleh
Yang jadi perhatian saat ini adalah bagaimana menanamkan jiwa Pancasila kepada warga Indonesia, khususnya kaum muda.
Politisi muda PDI Perjuangan Seno Bagaskoro mengatakan, "Tindakan revolusioner, pemikiran-pemikirannya yang kritis, itulah yang harus dicontoh generasi muda. Termasuk tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa," ungkapnya.
“Pelajari dan dalami ajaran Bung Karno. Lalu wujudkan dalam bentuk karya, terobosan, gagasan, bahkan dengan sesuatu yang baru. Seperti Bung Karno yang pemikirannya melampaui zaman. Generasi muda harus mencontoh itu," pungkasnya. (*)
*Rumah keluarga Bung Karno di Istana Gebang Blitar, baca besok...