HARIAN DISWAY - Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat bergantung pada mode transportasi laut, terutama kapal penyeberangan yang menghubungkan pulau-pulau besar maupun kecil.
Namun, kecelakaan kapal kerap terjadi menelan banyak korban jiwa. Beberapa disebabkan oleh kelalaian, cuaca ekstrem, hingga pelanggaran standar keselamatan.
Berikut adalah tujuh tragedi kapal penyeberangan paling menggemparkan dalam dekade terakhir yang mencerminkan betapa pentingnya pengawasan dan peningkatan keselamatan maritim.
1. KM Sinar Bangun - Danau Toba, 18 Juni 2018
Kapal penumpang ini tenggelam saat berlayar dari Simanindo menuju Tigaras di Danau Toba, Sumatera Utara. Perkiraan jumlah penumpang mencapai 200 orang.
Kapal motor tersebut tenggelam sekitar pukul 17.15 WIB, setelah meninggalkan dermaga sejauh 500 meter. Cuaca saat kejadian dilaporkan buruk, dengan hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi yang diperkirakan mencapai dua meter.
Penyebabnya diduga kelebihan muatan dan cuaca buruk. Korban dari peristiwa ini yakni, 18 orang selamat, 3 orang meninggal dunia, dan sekitar 164 orang hilang. Semua korban hilang diperkirakan telah meninggal dunia.
BACA JUGA:Goo Hitam Misterius di Kapal Peneliti, Mirip di Film Alien
2. MV Lestari Maju - Perairan Selayar, Sulawesi Selatan, 3 Juli 2018
Kapal yang telah dimodifikasi secara tidak sesuai standar ini mengalami kebocoran dan kemiringan saat cuaca buruk menghantam wilayah perairan Selayar.
Kapal ini seharusnya difungsikan untuk kendaraan, namun dimodifikasi untuk mengangkat penumpang tanpa penyesuaian teknis yang memadai.
Kapal diketahui mulai tenggelam ketika hendak dalam pelayaran menuju Pelabuhan Pamatata, Selayar dari Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba setelah berlayar 15 menit.
Total jumlah penumpang sebanyak 190 orang, dengan 155 orang mengalami luka-luka, dan 35 orang meninggal dunia, serta mengangkut sebanyak 48 kendaraan.
BACA JUGA:Kecelakaan Kapal di Selat Bali, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Semua Moda Transportasi
3. KM Arista - Selat Makassar, 13 Juni 2018
KM Arista adalah kapal kayu yang tenggelam dalam perjalanan dari Makassar ke Pulau Baranglompo. Tragedi ini hanya terjadi hanya berselang lima hari sebelum musibah KM Sinar Bangun. Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo.
Penyebab tenggelamnya kapal disebabkan oleh kelebihan muatan dan tidak dilengkapi perlengkapan keselamatan yang memadai. Insiden ini menyebabkan 13 orang meninggal dunia dan 8 lainnya hilang, sementara 24 orang selamat.