Refleksi HUT Ke-80 Kemerdekaan RI: Globalisasi dan Imunitas Nasionalisme Kita

Rabu 20-08-2025,13:49 WIB
Oleh: Yusuf Ridho

BACA JUGA:Meski Tak Semeriah Jakarta, IKN Tetap Gelar Upacara HUT ke-80 RI

TESIS HOMOGENISASI BUDAYA

Tesis homogenisasi budaya menyatakan bahwa globalisasi, kapitalisme, dan konsumerisme cepat atau lambat akan mendorong hilangnya keanekaragaman budaya. Tesis itu menekankan tentang kekhawatiran meningkatnya ”kesamaan” budaya massa dan berasumsi mulai hilangnya otonomi budaya-budaya lokal. 

Sebab, semuanya direduksi dan terintegrasi ke dalam sistem budaya global. Penetrasi budaya global yang dominan direpresentasikan oleh budaya Barat dan Amerika Serikat yang makin kuat dan keras seiring bergulirnya globalisasi. Di sana ada standardisasi yang dibalut dengan ideologi liberalisme dan kapitalisme.

Homogenisasi kultural memiliki kecenderungan sangat kuat akan mendorong hilangnya keragaman budaya, sekaligus menghapus otonomi dan identitas budaya lokal. 

BACA JUGA:SBY, Jokowi, hingga JK Hadiri Upacara Perayaan HUT Ke-80 RI di Istana Merdeka

BACA JUGA:Bianca Lantang, Putri Tomohon yang Membawa Baki Bendera Pusaka di HUT Ke-80 RI!

Nilai, norma, dan lembaga sosial dan kultural masyarakat –pelan tapi pasti– akan mengalami proses erosi yang terstruktur, sistematis, dan masif yang kemudian berujung pada pelenyapan struktur budaya lokal. 

Perlu diingat bahwa globalisasi, kapitalisme, dan konsumerisme bukanlah agenda atau proyek global yang tanpa nilai dan kepentingan. 

Globalisasi, kapitalisme, dan konsumerisme adalah proyek global yang dirancang dan dijalankan secara matang, terstruktur, dan sistematis oleh negara-negara industri maju (kapitalis) untuk menata sistem kehidupan global itu menjadi seragam sesuai dengan nilai, ideologi, dan kepentingan mereka. 

BACA JUGA:Kepala BGN di HUT Ke-80 RI, Bawa Misi Gizi untuk Indonesia Bebas Kelaparan

BACA JUGA:Meriahnya Perayaan HUT ke-80 RI: Karnaval, Pesta Rakyat, dan Detik-Detik Proklamasi di Istana

Konsekuensi dari rancangan global tersebut tentu saja akan berdampak pada hilangnya berbagai kearifan lokal dan beragaman budaya lokal. Efek dominonya akan berdampak pada nasionalisme bangsa. 

Budaya lokal ”dipaksa” tunduk pada kemauan dan kepentingan global atau negara-negara industri maju. Itu mengingatkan nalar pikir kita pada pernyataan A. Gidden (2001:XVI), globalisasi telah merombak cara hidup kita besar-besaran. 

Ia bermula dari Barat, membawa jejak kuat kekuasaan politik dan ekonomi Amerika Serikat serta mempunyai konsekuensi yang sangat tidak seimbang. Globalisasi juga melahirkan pola hubungan yang tidak seimbang dan sarat dominasi negara maju atas negara berkembang atau miskin. 

Homogenisasi budaya yang dirancang dan disemburkan melalui globalisasi, kapitalisme, dan konsumerisme makin merombak tata laku dan pola perilaku budaya masyarakat (lokal). 

Kategori :