ISNU Airlangga dan Kebangkitan Cendekia NU yang Percaya Diri

Rabu 01-10-2025,06:33 WIB
Oleh: Salimah*

BACA JUGA:ISNU Jatim Seperti Timnas Kroasia

PCI ISNU UNAIR: TONGGAK BARU DI SURABAYA

Pendirian ISNU Cabang Istimewa Universitas Airlangga bukanlah sekadar acara seremonial. Itu adalah pesan tegas bahwa kampus sebesar Unair mengakui pentingnya kontribusi cendekiawan NU. 

Hal itu menandai bahwa NU tidak lagi hanya dipandang sebagai komunitas tradisional yang menjaga warisan, tetapi juga sebagai kekuatan intelektual yang mampu melahirkan gagasan besar untuk bangsa.

Para pengurus yang kini dipercaya bukan sekadar nama, melainkan wajah dari tekad baru untuk meneguhkan kiprah sarjana NU. Kehadiran berbagai tokoh akademisi NU menegaskan bahwa inilah momentum serius, bukan formalitas belaka. 

BACA JUGA:Ketua ISNU Jatim Paparkan Program Strategis Satu Abad NU

BACA JUGA:Pelatihan Produk Halal, ISNU Jatim Sasar Bojonegoro

Sarjana NU tidak boleh lagi bersembunyi di balik rasa minder. Identitas NU adalah sumber kebanggaan, bukan stigma.

Lebih membanggakan lagi, dukungan penuh dari pihak kampus menunjukkan bahwa ISNU bukanlah ancaman bagi dunia akademik, melainkan mitra strategis. Langkah awal berupa pembangunan database keahlian akademisi NU di Unair adalah strategi cerdas. 

Dengan peta keahlian yang jelas, kontribusi riset, publikasi, hingga pengabdian masyarakat dapat diarahkan lebih sistematis.

Singkatnya, berdirinya PCI ISNU Unair harus dibaca sebagai tonggak sejarah baru. Bukan hanya bagi NU, melainkan juga bagi arah keilmuan Indonesia. Ini saatnya sarjana NU keluar dari bayang-bayang inferioritas dan berdiri tegak sebagai kekuatan intelektual yang diperhitungkan.

HARI SANTRI SEBAGAI MOMENTUM

Hari Santri bukan hanya ritual tahunan yang dirayakan dengan upacara dan slogan. Sejak awal ditetapkan melalui Keppres No 22 Tahun 2015, ia adalah pengakuan negara atas kontribusi santri dalam sejarah kemerdekaan. Tapi, maknanya tak boleh berhenti di sana. 

Hari Santri adalah panggilan zaman: santri dan sarjana NU harus hadir di ruang publik dengan penuh percaya diri.

Tema tahun ini sangat jelas pesannya: santri tidak cukup hanya menjaga moralitas bangsa, tetapi juga harus menjadi penggerak peradaban global. Maka, berdirinya ISNU Unair bertepatan dengan momentum ini adalah simbol yang kuat –sebuah jawaban nyata terhadap tantangan zaman. 

Santri hari ini juga adalah pakar kesehatan, peneliti nanoteknologi, profesor ekonomi, doktor hukum, bahkan inovator sosial.

Kategori :