Tak Menjamin tapi Efektif
Satu dosis vaksinasi dapat mengurangi risiko kematian sebesar 37 %. Risiko ini akan semakin berkurang hingga 73 persen, bila dilakukan vaksinasi dengan dua dosis. Analisis data tersebut disimpulkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Data Kementerian Kesehatan yang diolah oleh Satgas Covid-19, menyebutkan sebanyak 46,7 persen kematian berasal dari populasi lansia. Laporan ini telah disampaikan ke publik pada awal Agustus 2021.
Imunitas Lansia
Proses menua selalu diiringi dengan penurunan performa sistem imun. Fenomena immunosenescence ini sangat berdampak pada kerentanan terhadap penyakit infeksi. Akibat penuaan lainnya adalah menurunnya respons imun terhadap vaksinasi.
Di sisi lain, munculnya kondisi komorbid didasari oleh mekanisme inflamasi/peradangan kronis. Imunitas adaptif yang diperankan oleh limfosit (salah satu komponen lekosit/sel darah putih) adalah yang paling terganggu fungsinya.
Pada saat dilahirkan, manusia mendapatkan anugerah limfosit dalam jumlah yang sangat melimpah. Paparan berbagai macam mikroba (terutama human cytomegalovirus/HCMV), menyebabkan cadangan sel limfosit naive menjadi berkurang. Paparan itu terjadi sepanjang hidup manusia.
Limfosit naive merupakan sel imun yang belum pernah terpapar dengan antigen/mikroba. Disisi lain, sel memory (telah terpapar antigen/mikroba) semakin meningkat, menggantikan kedudukan limfosit naive.
Perubahan komposisi sel imun lansia seperti ini, merupakan tanda khas immunosenescence. Immunosenescence dipengaruhi juga oleh beberapa faktor lainnya. Misalnya faktor genetik, nutrisi, latihan fisik dan jenis kelamin.
Mungkin juga berhubungan dengan faktor hormonal. Penurunan faal sistem imun pada laki-laki lebih cepat terjadi, dibandingkan pada perempuan.
Involusi (mengecilnya) kelenjar Thymus ikut berperan penting. Kelenjar ini terletak di tengah rongga dada dan berfungsi utama sebagai tempat ”pendidikan dan latihan” limfosit.
Menjelang usia sekitar 50 tahun, jaringan kelenjar ini hanya tersisa 10 persen. Bagian lainnya sudah digantikan jaringan lemak yang sudah tidak memberikan kontribusi lagi bagi fisiologi sistem imun.
Vaksin Booster
Daya proteksi pasca-vaksinasi akan menurun secara bertahap, walaupun sudah diberikan dalam dua dosis. Sekitar enam bulan kemudian, titer antibodi netralisasi tidak mampu lagi mencegah paparan virus Covid-19.
Namun sistem imun seluler yang diperankan oleh limfosit T (huruf T merujuk kata Thymus) serta sel memory, masih mampu merespons. Respons imun tersebut tidak seefektif seperti yang terjadi pada usia muda.
Pada kondisi imunitas yang serba terbatas seperti itu, lansia menjadi sangat rawan mengalami fatalitas akibat Covid-19. Dengan munculnya varian virus baru yang dilabeli sebagai Omicron, risiko terpapar menjadi meningkat beberapa kali lipat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: