Ingin Bikin Film Panjang, Taylor Swift Tak Pede Jadi Sutradara

Ingin Bikin Film Panjang, Taylor Swift  Tak Pede Jadi Sutradara

TIM KESAYANGAN, dari kiri, Jane Rosenthal, Taylor Swift, Sadie Sink, Paula Weinstein, Dylan O'Brien, dan Mike Mills menghadiri Tribeca Festival di Beacon Theatre, New York City, Minggu 12 Juni 2022.-Dimitrios Kambouris-Getty Images -AFP

TAYLOR SWIFT menyimpan mimpi besar untuk menjadi sutradara film. Impian itu muncul setelah berhasil menyutradarai beberapa klip video untuk single dia sendiri. Mulai dari The Man, Cardigan, dan Willow.  

Hingga yang paling baru, dia merilis All Too Well: The Short Film, Desember lalu. Itu adalah versi panjang klip video untuk lagu All Too Well dalam album Red (Taylor’s Version). Film itu—diduga menceritakan pengalaman TAYLOR SWIFT ketika berpacaran dengan Jake Gyllenhaal—dibintangi oleh Sadie Sink dan Dylan O’Brien.

’’Dalam setiap pembuatan klip video, aku selalu penasaran. Aku selalu mencari, belajar, dan mencoba menyerap apa saja yang kubisa,’’ ungkap Taylor dalam skrining All Too Well: The Short Film di Beacon Theatre, New York City, Minggu, 12 Juni 2022 lalu. Skrining itu adalah bagian dari Tribeca Festival 2022.   

TAYLOR SWIFT menjelaskan, untuk urusan klip video, dia memang berperan besar. Dia sering mengonsep sendiri video musiknya. Sebelum menyerahkannya ke sutradara yang ditunjuk. Sampai kemudian, dia berani menyutradarai klip The Man pada 2019.

Setelah menulis skrip The Man, TAYLOR SWIFT tergoda untuk menyewa sutradara perempuan untuk eksekusi. Tapi, para sineas perempuan favorit dia tidak available. Pada saat bersamaan, dia sedang syuting film dokumenter Miss Americana. Sutradaranya cewek juga, Lana Wilson. Nah, Wilson lah yang mendorong dia untuk menyutradarai sendiri klip The Man.   

Sejak itu, pelantun Shake It Off itu jadi keranjingan menyutradarai sendiri klip video lagu-lagu dia. Timbul hasrat kreatif baru pada dirinya. Yakni membikin film panjang. Namun, keinginan itu masih dia pendam. TAYLOR SWIFT tidak pede terjun ke dunia film sebagai sineas.

’’Sepertinya aku mengidap imposter syndrome. Ada suara-suara di kepalaku yang bilang, ’No, kamu enggak akan bisa melakukannya. Orang lain sampai sekolah film untuk bisa jadi sutradara’,’’ keluh Taylor. ’’Tidakkah mempercayai insting itu latihan yang mengagumkan? Ada begitu banyak keputusan yang harus dibuat,’’ imbuh kekasih Joe Alwyn itu.

TAYLOR SWIFT bilang, impian membuat film panjang itu tidak muluk-muluk. Tidak perlu seheboh film-film Marvel. Sebaliknya, dia ingin membuatnya dengan pendekatan yang sama seperti ketika menyutradarai film pendek. ’’Aku suka membuat film yang intimate. Krunya sedikit. Hanya kelompok solid dari orang-orang yang kupercayai,’’ tutur dia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: people.com