Travel Notes Kirana Kejora dari Bena Seri 2: Menangkap Simbol Ngadhu dan Bhaga

Travel Notes Kirana Kejora dari Bena Seri 2: Menangkap Simbol Ngadhu dan Bhaga

Wanita penerima tamu mengalungkan selendang tenun kecil ke leher saya sambil mengucapkan kalimat sambutan yang ramah.--

Angin bertiup begitu lembut menyejukkan wajah. Silir-semilir. Membuat kain-kain tenun yang bergelantungan di hampir semua rumah melambai-lambai. Seakan memanggil kami untuk singgah ke semua rumah.

Saya mengikuti Sau berjalan menepi ke garis-garis pinggir kisanata atau halaman kampung. Saya semakin terpikat. Berdiri tepat di depan batu-batu yang tersusun membentuk tembok dan sangat rapi.


Bhaga merupakan wujud nenek moyang perempuan sebuah suku. Bangunan bhaga bentuknya mirip pondok kecil tanpa penghuni.--

Kisanata juga dibangun bertingkat. Menyiratkan pembagian kelas sosial dalam kampung berdasarkan suku/klan. Di area tengah kisanata terdapat bangunan ngadhu dan bhaga.

Bangunan ngadhu adalah tiang kayu memanjang yang diukir dengan motif sawa (ular). Beratap alang-alang dan ijuk dengan dua tangan memegang pedang dan tombak. Ngadhu dibangun sebagai wujud nenek moyang laki-laki suatu suku. Ngadhu berupa bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk hingga bentuknya mirip pondok peneduh.

Tiang ngadhu biasa dari jenis kayu khusus dan keras karena sekaligus berfungsi sebagai tiang gantungan hewan kurban ketika pesta adat. Konon harga kayu tiang ngadhu sangat mahal. Tak akan dijual meski pernah ditawar dengan harga miliaran.

Bangunan lainnya ada bhaga berbentuk segi empat. Beratapkan alang-alang seperti rumah adat bagian dalam (one sa’o). Ukurannya jauh lebih kecil. 

Bhaga merupakan wujud nenek moyang perempuan sebuah suku. Bangunan bhaga bentuknya mirip pondok kecil tanpa penghuni. Ngadhu dan bhaga, simbol yang bicara tentang keturunan. Meskipun bisu namun pesannya saya tangkap jelas.

Penulis: Kirana Kejora (peneliti, writerpreneur, produser film, best selling author, tinggal di Jakarta dan Sidoarjo) 

Indeks: Imajinasi liar tentang zaman Megalitikum, baca selanjutnya...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: