Tim Siber Polda Jatim Juga Patroli Gangster

Tim Siber Polda Jatim Juga Patroli Gangster

PETUGAS membekuk anggota gangster yang meresahkan warga Surabaya.-Humas Polda Jatim-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- AKHIR-AKHIR ini Kota Pahlawan dibuat geger oleh ulah kelompok para remaja. Itu karena tindakan yang mereka lakukan. Membawa senjata tajam dan selalu membuat keributan. Bahkan, tindakan mereka sudah membawa korban. Mengarah ke tindak kriminal.

Seolah bangga dengan tindakan yang mereka lakukan, kelompok remaja itu pun meng-upload kegiatan anarkisnya di media sosial. Setiap kelompok pasti memiliki satu media sosial. Mayoritas tempat mereka menunjukkan ekspresi adalah Instagram.

Salah satu media sosial dari kelompok remaja itu adalah Timur Misteryo. Instagram itu memiliki 7.426 pengikut. Ada 23 postingan video dan gambar. Video terakhir yang diunggah akun tersebut pada 21 November lalu sudah disukai 47.533 kali.

Video itu menggambarkan kedua kelompok sedang saling serang. Terlihat beberapa dari mereka membawa celurit. Ada juga yang membawa golok serta balok kayu.

Dalam unggahan video itu tertulis: ”Kita terlahir dari tanah dan akan kembali ke tanah. Maka tak pantas bersifat seperti langit hehehe. Mengenang, jangan sampai diulang kite kanan.” Walau banyak yang menyukai, tidak ada satu pun komentar di dalam unggahan itu.

Tim siber dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim sedang giat patroli siber. Mereka mulai mencari akun-akun serupa yang beredar dalam di medsos. Tidak hanya di Instagram. Tetapi, semuanya.

”Kami masih terus menelusuri akun-akun yang terindikasi ke arah kelompok-kelompok yang kerap kali membuat onar,” kata Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim Kombespol Farman saat dihubungi Harian Disway, Senin, 5 Desember 2022.

Hingga saat ini, setidaknya sudah 37 akun Instagram yang dicurigai milik kelompok tersebut. Namun, unit siber masih terus melakukan pendalaman terkait semua akun tersebut. ”Tim kami masih terus melakukan patroli siber,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Humas Polrestabes Surabaya Kompol M. Fakih menambahkan, kebanyakan pelaku tawuran antarkelompok itu adalah pelajar. Usia 17 tahun ke bawah.

Dengan demikian, mereka melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan tingkat kota dan provinsi. Itu dilakukan untuk memberikan edukasi di setiap sekolah. Tujuanya, dapat memberikan pengawasan lebih kepada murid mereka.

”Di sini juga kami memohon keterlibatan orang tua. Jangan diizinkan untuk keluar rumah ketika sudah pukul 22.00,” ucapnya. Selain itu, memeriksa barang bawaan anak mereka. Sehingga menghindarkan dari kemungkinan mereka menyimpan senjata tajam.

”Mereka simpan di mana kalau bukan di rumah kan,” tambah perwira melati satu tersebut. Selain itu, kini polisi sedang mencari tahu, di mana kelompok tersebut membeli senjata tajam. Pengakuan pelaku yang sudah ditangkap polisi, sajam itu dibeli secara online. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: