Sejarah Lato-Lato: Senjata di Argentina, Sempat Dilarang Amerika Serikat

Sejarah Lato-Lato: Senjata di Argentina, Sempat Dilarang Amerika Serikat

Moch Rizieq Latief memainkan lato-lato di pekarangan rumahnya di Gresik.-Salman Muhiddin/Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sejarah lato-lato dimulai dari benua Amerika. Permainan anak-anak itu kini booming di Indonesia. Ada yang ketagihan, ada pula yang kesal karena bising. 

Lato-lato pernah viral 60 tahun lalu di Amerika Serikat. Permainan itu populer sejak 1960 dan makin booming pada 1970-an.

Saking boomingnya, demam lato-lato dikabarkan sampai ke  Calcinatello, sebuah daerah provinsi kecil di Italia dengan populasi penduduk 12.832.

Sejarawan FDA Amerika Serikat John P. Swann mencatat, kepopuleran lato-lato di Calcinatello membuat penduduknya mengadakan kompetisi tahunan. Persis yang terjadi di Indonesia sekarang. 

Jika ditarik lebih jauh, lato-lato ini merupakan sebuah senjata dari Argentina yang dinamai the Bolas atau Boleadoras.

Para Gauchos (Koboy Argentina) memakainya untuk menangkap guanaco (hewan yang terlihat seperti ilama). Lato-lato itu diikat ke tali dan dilembarkan ke sasaran.


Guanaco hewan yang diburu di Argentina memakai lato-lato.-Wikipedia-

Awalnya lato-lato digunakan untuk melatih koordinasi tangan dan mata anak. 

Umumnya lato-lato ini terbuat dari dua bola polimer padat dengan ukuran 5 centimeter. Masing-masing terikat ke talih kokoh yang diletakkan sejajar.

Ada juga lato-lato dari bahan akrilik, kayu, ataupun logam. 

Namun, lato-lato aklrilik sempat dilarang karena gampang pecah dan membahayakan.

Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat sempat melarang lato-lato pada 1971. Mainan tersebut dianggap berbahaya karena mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa mengkontaminasi tangan. 

Wacana itu dikembangkan oleh Child Protection and Toy Safety Act AS yang melarang penjualan mainan yang dianggap berbahaya.

Lato-lato pun mengalami masa surut. Mainan itu bisa proyektil yang terlontar ke mata. Sejumlah anak-anak di AS dilaporkan mengalami kebutaan akibat terkena bola lato-lato yang lepas.

Seiring zaman, lato-lato dibuat dari bahan polimer yang aman bagi anak-anak. Tidak mudah lepas dan tidak mengandung bahan berbahaya. 

Jadi, yang tersisa kini adalah polusi bising. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: