Waspada Trio Pandemi Era Kenormalan

Waspada Trio Pandemi Era Kenormalan

--

Penyakit tidak menular tersebut merupakan penyakit yang dapat dicegah (preventable diseases) melalui gaya hidup sehat, pola makan yang sehat, olahraga teratur, tidak minum alkohol, dan tidak merokok. Tetapi masyarakat tetap tidak sadar akan pandemi tersebut. Masih banyak masyarakat yang kurang mengonsumsi buah dan sayur. Yang banyak malah konsumsi makanan manis dan minuman manis. Juga konsumsi makanan asin, konsumsi makanan berlemak, merokok, serta kurang aktivitas fisik. Faktor risiko tersebut juga telah tercantum dalam perilaku hidup sehat yang dicanangkan dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sejak 2015. 

Merokok Perilaku Berisiko Tinggi

Salah satu perilaku berisiko yang masih tetap tinggi dalam waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir adalah merokok. Persentase orang merokok masih pada kisaran angka 30 persen sejak 10 (sepuluh) tahun terakhir. Bahkan persentase perokok pada orang laki di Indonesia tertinggi di ASEAN. Terdapat tujuh puluh orang dari 100 laki-laki yang merokok. Persentase perokok perempuan pun meningkat tiga kali lipat menjadi hampir lima persen.

Belum lagi persentase perokok pasif yang masih tinggi. Lebih dari 80 persen. Jumlah orang yang merokok juga dilaporkan semua negara di dunia sehingga dikatakan dunia telah mengalami pandemi merokok dan lebih dari delapan juta orang mati per tahun karena merokok. 

Merokok memiliki hubungan yang sangat erat dengan Covid-19. Terdapat banyak alasan yang menunjukkan eratnya hubungan antar keduanya. Pertama, paru perokok memiliki reseptor ACE-2 (Angiotensin Converting Enzyme), lima puluh persen lebih banyak dibandingkan bukan perokok sehingga virus SARS-CoV-2 lebih mudah menempel pada jaringan paru perokok.

Kedua, nikotin menekan daya tahan tubuh (imunitas) perokok sehingga perokok lebih mudah terinfeksi virus Covid-19.

Ketiga, asap rokok menyebabkan peradangan dan fibrosis pada saluran pernapasan, paru-paru  maupun, serta kelumpuhan bulu getar pada saluran pernapasan.

Keempat, bahan kimia pada asap rokok maupun nikotin menyebabkan kanker.

Kelima, bahan tersebut juga menyebabkan gangguan pada pembuluh darah yang menyebabkan hipertensi, penyakit jantung koroner, dan stroke. 

Keenam, bahan kimia pada asap rokok meningkatkan resistensi insulin yang dapat menyebabkan diabetes melitus. Asap rokok menyebabkan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), disfungi paru (gangguan paru), dan karsinogenesis (menyebabkan kanker) yang berkaitan dengan penyakit penyerta (komorbid). 

Sejak Maret 2020 sebetulnya dunia tidak hanya mengalami satu pandemi. Tapi trio pandemi. Yakni, pandemi COvid-19, merokok, dan penyakit tidak menular. 

Jadi COVID-19 menjadi titik balik bagi kedua pandemi lainnya. Melalukan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan suatu gaya hidup yang sebetulnya bukan hal baru. Tapi dengan pandemi Covid-19 itu semua menjadi gaya hidup normal baru. 

Tidak merokok, perilaku hidup bersih dan sehat pun menjadi “budaya normal baru” di tahun baru 2023. (*)

*) Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: