Ketika Jurnalis Digantikan Kecerdasan Buatan

Ketika Jurnalis Digantikan Kecerdasan Buatan

Ilustrasi laptop dan alat tulis kantor-Ketut Subiyanto-pexels.com

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Hadirnya Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tampaknya tak terelakkan. Teknologi kecerdasan buatan bertujuan untuk membantu meringankan pekerjaan yang dahulunya harus dikerjakan oleh manusia secara manual.

Dengan adanya kecerdasan buatan atau AI, manusia kini bisa melakukan apa saja yang ia mau tanpa harus repot-repot untuk belajar dari nol seperti menghasilkan karya seni dalam satu klik.

Namun, kehadiran AI sebagai mesin otomasi banyak menuai kontroversi. Salah satunya terkait pelanggaran hak cipta karya seniman-seniman yang digunakan AI sebagai bank data.

Selain seni, teknologi AI juga merambah hingga bidang tulis menulis seperti teknologi otomasi tulisan semacam ChatGPT.

Alih-alih membantu manusia meringankan pekerjaan, kehadiran AI justru terkesan menggantikan pekerjaan manusia yang tidak bisa tergantikan. Seperti contoh penggunaan AI untuk menulis artikel berita oleh CNET, media teknologi asal Amerika Serikat.

Melansir laman Futurism, CNET secara diam-diam menggunakan AI untuk menulis artikel finansial pada November 2022.

Pakar pemasaran daring Gael Breton mendeteksi penggunaan AI untuk menggantikan jurnalis dalam menulis artikel CNET.

Beragam topik artikel ditulis atas nama CNET Money Staff. Misalnya yang berjudul Haruskah Anda Memutus Setoran Sertifikat Awal demi Tarif yang Lebih Baik? dan Apa Itu Zelle dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Lebih lanjut, artikel-artikel tersebut dihasilkan menggunakan teknologi otomasi AI kemudian disunting secara sistematis dan dicek secara manual oleh editor CNET.

Sebanyak 77 artikel telah dihasilkan oleh AI di CNET sejak program tersebut dilaksanakan dengan tujuan eksperimen. Namun, CNET sendiri tidak secara terang-terangan mengenai eksperimen tersebut demi kerahasiaan program tersebut.

Tak hanya CNET, kantor berita bergengsi The Associated Press (AP) sudah menggunakan teknologi otomasi AI sejak tahun 2015 untuk menulis ribuan laporan keuangan secara otomatis. Dengan bangga, AP menyatakan dirinya sebagai salah satu kantor berita pertama yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan.

Kendati demikian, penggunaan kecerdasan buatan yang dilakukan oleh AP hanya untuk meringankan penyusunan rekapan yang membosankan dan memakan banyak waktu jika dilakukan secara manual.

Pejabat tinggi Google, John Mueller mengatakan konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan tidak sepenuhnya dilarang.

Lantas, bagaimana masa depan jurnalis dalam dunia jurnalistik apabila pekerjaan mereka tergantikan oleh mesin otomasi AI? (Radinka Daynara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: