Jakarta Kembali Jadi Kota Termacet

Jakarta Kembali Jadi Kota Termacet

Ilustrasi Lalu Lintas.-Andika Bagus Priambodo - Harian Disway-

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Kemacetan masih menjadi masalah yang nyaris abadi di kota-kota besar. Kini, Jakarta kembali menempati urutan teratas dalam urusan macet di Indonesia. Menyalip Kota Surabaya yang pernah ’’juara’’ pada 2021.

Pemeringkatan itu dirilis oleh perusahaan analisis data lalu lintas, Global Traffic Scorecard INRIX. Saat ini, kemacetan di Jakarta telah membuat pengendara kehilangan waktunya selama 30 jam. Meningkat ketimbang 2021 yang mencapai 28 jam.

Peringkat kemacetan Jakarta naik cukup signifikan secara global. Dari peringkat ke 222 pada 2021 menjadi peringkat 173 di dunia. Sedangkan Surabaya yang pada 2021 menempati urutan ke-41 kota termacet di dunia turun. Kini, peringkat Kota Pahlawan itu persis di bawah Jakarta: 174.

Begitu pula dengan dampaknya. Dulu, orang-orang kehilangan waktunya hingga 62 jam akibat macetnya jalanan di Surabaya. Sekarang berkurang menjadi 35 jam saja. 

Data itu merupakan hasil penelitian INRIX itu di lebih dari 1.000 kota di 50 negara. Metodenya menggunakan penyelidikan GPS anonim. Yakni untuk mengidentifikasi rute dan tujuan yang paling sering dikunjungi di seluruh wilayah. Sehingga menciptakan gambaran perjalanan yang lebih akurat pada suatu wilayah. Tidak hanya ke dan dari pusat kota.

Kemacetan di kota-kota besar disebabkan oleh banyak faktor. Terutama akses jalan yang sempit ditambah volume kendaraan yang makin membeludak. Apalagi makin tahun, jumlah kendaraan juga bertambah.

Pada 2022, penjualan mobil di Indonesia tumbuh 18 persen. Totalnya 1.048.000 unit. Penjualan motor meningkat sebesar 3,3 persen di angka 5.221.000 unit. 
 

Antrean kendaraan di kawasan Taman Pelangi (Bundaran Dolog), Jalan Ahmad Yani, Surabaya.-Andika Bagus Priambodo - Harian Disway-

Presiden Joko Widodo mengeluhkan kondisi tersebut. Industri otomotif Indonesia memang punya prospek yang cerah. Tetapi, peningkatan penjualan kendaraan berujung kepada kemacetan.

“Angkanya sangat besar,” kata Jokowi. “Akibatnya kita sekarang macet di mana-mana. Di Jakarta macet, seperti saya pergi ke Surabaya macet, ke Bandung macet, terakhir ke Medan macet,” sambungnya saat membuka acara Indonesia International Motor Show (IIMS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2023.

Hasilnya pun terlihat pada kondisi lalu lintas yang tersendat di sana sini. Jokowi ingin para penggerak industri otomotif turut memikirkan solusinya. Bahkan, ia meminta agar orientasi penjualan kendaraan diubah.

Yakni lebih fokus pada pasar ekspor ketimbang memasok ke pasar dalam negeri. Sebab, kata Jokowi, potensi ekspor industri otomotif Indonesia sangat besar. 

Para pengusaha diminta memanfaatkan peluang itu. Sehingga Indonesia bisa bersaing dengan Thailand. “Kita masih kalah dengan Thailand. Saya ingin dorong lagi ekspornya semakin tinggi dan naik setiap tahunnya,” papar Jokowi.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Tundjung Iswandaru keberatan dengan data INRIX. Apalagi pada 2021 silam Surabaya dinobatkan sebagai kota termacet di Indonesia. Padahal, kata Tundjung, lalu lintas di Kota Surabaya cukup baik atau relatif lancar.

Hal tersebut ditandai dengan perbandingan volume dan kapasitas (V/C Ratio) yang cukup bagus. Yakni mencapai 0,6 persen. Itu memungkinkan kendaraan bisa ditampung saat melewati jalanan Kota Surabaya.

Kecepatan rata-rata atau kecepatan antarkendaraan berada di angka 40 sampai 41. Apabila dibagi menjadi 360 hari maka sekitar 10 menit saja waktu yang terbuang di setiap kemacetan.

Yang jelas, hingga kini Dishub Surabaya terus berusaha mengurangi kemacetan. Salah satunya dengan memaksimalkan penggunaan transportasi umum bagi masyarakat. Seperti Suroboyo Bus maupun Trans Semanggi Suroboyo.

Apalagi, sudah disiapkan feeder khusus untuk mengangkut penumpang ke halte-halte bus. Ada 57 armada yang melayani lima rute. Beroperasi di daerah perkampungan menuju jalan protokol.

Koordinator Angkutan Jalan dan Terminal Dishub Surabaya Ali Mustopo mengatakan, proses rekrutmen sopir dan helper sudah selesai. Yang lolos 300 orang dari 450 orang yang melamar.

"Satu tiket berlaku dua jam perjalanan. Jadi setelah dari feeder, penumpang bisa langsung beralih ke bus," tandasnya. 

Keberadaan feeder ini diharapkan mampu menjadi solusi atas waktu tunggu di tiap halte yang kurang ideal. Dengan begitu, Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo bisa diandalkan untuk mobilitas warga sehari-hari. Ujungnya, penggunaan transportasi pribadi pun berkurang dan kemacetan bisa terurai perlahan. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: