Mengenal Sistem Best Pick di Terminal Teluk Lamong, Percepat Layanan Delivery dan Shifting Kontainer

Mengenal Sistem Best Pick di Terminal Teluk Lamong, Percepat Layanan Delivery dan Shifting Kontainer

Penerapan berbagai standarisasi layanan dan kegiatan di TPS menjadi salah satu penggambaran dari visi Pelindo untuk menjadi Pemimpin Ekosistem Maritim Terintegrasi dan Berkelas Dunia yang antara lain terbukti dengan dipilihnya TPS sebagai preferred termin-Julian Romadhon-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kecepatan bongkar muat pelabuhan jadi sorotan Presiden Jokowi. Indonesia selalu dibandingkan dengan Singapura yang kuat di bidang pelabuhan.

Merger Pelindo 1 Oktober 2021 rupanya memberikan dampak signifikan. Presiden Jokowi dan Menteri BUMN Erick Thohir banyak memberikan pujian ke Pelindo.

Salah satunya Terminal Teluk Lamong (TTL) yang terus berinovasi. Kali ini mereka mempercepat pelayanan pengeluaran (delivery) peti kemas kosong dan meminimalkan proses pemindahan (shifting) peti kemas.

Mereka menggunakan proses operasional dengan sistem best pick yang meningkatkan efisiensi pada utilisasi peralatan bongkar muat. 

BACA JUGA:Antara Piala Dunia U20, Timnas Israel, dan Alenia Pertama UUD45

BACA JUGA:Mahfud Soroti Perusahaan Milik ASN

Sebelum penerapan sistem baru itu, pola pengeluaran peti kemas kosong di TTL dimulai saat truk datang ke TTL untuk mengambil kontainer berdasarkan nomor peti kemas.  Sehingga alat bongkar muat Empty Handler (EH) terkadang harus melakukan pemindahan (shifting) petikemas terlebih dahulu. Hal itu memakan waktu.

“Sistem best pick adalah sistem pengambilan peti kemas kosong berdasarkan lokasi terdekat dan termudah yang dapat dijangkau EH sehingga akan mengurangi shifting peti kemas dan mempercepat waktu pelayanan delivery peti kemas kosong di terminal,” kata Anang Januriandoko, Operation Senior Manager PT Terminal Teluk Lamong.


Proses pemindahan peti kemas di Terminal Teluk Lamong menggunakan sistem best pick.-Humas TTL-

Pengambilan Petikemas empty tidak lagi berdasarkan nomor, namun berdasarkan atas lokasi penumpukan yang terdekat dan termudah dijangkau EH. 

Mekanismenya, pelayaran (shipping line) mengirimkan dokumen data peti kemas bongkar dari kapal (baplie discharge) yang dilengkapi dengan informasi grading/klasifikasi Petikemas.

BACA JUGA:Rp 300 Triliun Ditanggapi Sri Mulyani

BACA JUGA:Khofifah Serahkan Rumah Bagi 22 Korban Longsor di Ponorogo

Misalnya peti kemas food grade dan non food grade. Nantinya terminal akan mengalokasikan perencanaan penumpukan di lapangan sesuai dengan grading/klasifikasi yang ada dalam baplie discharge

Keuntungan lain yang didapat dari sistem best pick tersebut adalah kontainer kosong yang sebelumnya harus dikirim dari terminal ke depo terlebih dahulu, baru kemudian akan diambil oleh relasi (customer pelayaran pengirim barang) masing-masing. 

Sistem itu  juga dapat membantu pelayaran untuk memonitor kontainer yang telah diambil oleh relasi  masing-masing melalui monitoring dashboard yang tersedia dalam sistem tersebut. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: