Lebaran 2023 Kemungkinan Dua Versi

Lebaran 2023 Kemungkinan Dua Versi

Ilustrasi proses melihat hilal. Perbedaan metode perhitungan dan melihat hilal secara langsung membuat idul fitri di Indonesia berpotensi terjadi di dua hari yang berbeda-Foto : Boy Slamet/Disway-

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Hari Raya Idul Fitri 1444 H atau tahun 2023 berpotensi untuk dirayakan di dua hari yang berbeda. Pasalnya, Muhammadiyah telah menetapkan bahwa tanggal 1 syawal bakal jatuh bertepatan dengan hari Jumat, 21 April 2023. 

Sementara pihak pemerintah yakni Kementerian Agama, serta ormas Nahdlatul Ulama (NU) masih akan tetap melakukan rukyat atau observasi hilal

Muhammadiyah telah jauh-jauh hari menentukan tanggal jatuhnya bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Melalui maklumat yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tanggal 28 Jumadil Akhir 1444 H atau 21 Januari 2023 lalu. 

BACA JUGA:Zakat Pegawai PT BSI Capai Rp 173 Miliar, Beri Santunan 2.222 Anak Yatim

BACA JUGA:Panas Terik Dari Pagi Sampai Siang, Tidak Ada Kaitannya Dengan Badai Ilsa

Dalam maklumat tersebut, metode hisab yang dilakukan oleh Muhammadiyah menghasilkan keputusan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Sementara Idul Fitri jatuh pada hari Jumat, tanggal 21 April 2023. 

Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid Syamsul Anwar menuturkan  bahwa penetapan 1 Ramadhan tahun 2023 berpotensi sama dengan pemerintah. Hal ini terbukti tidak ada perbedaan di awal Ramadhan 23 Maret kemarin. 

Namun kata Syamsul, penetapan awal bulan Syawal dan Zulhijjah berpotensi berbeda dengan yang ditetapkan pemerintah. “Karena Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujud hilal. Sementara pemerintah berpedoman pada MABIMS (gabungan menteri-menteri agama Malaysia, Brunai Darussalam, Indonesia, Singapura,Red)” jelas Syamsul Anwar dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.

BACA JUGA:Empat Rumah Rusak Akibat Gempa Laut Jawa, Satu Orang Meninggal di Bali

Meski demikian, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mewanti-wanti jika perbedaan ini tidak dijadikan sumber perpecahan. “Perbedaan dalam tubuh umat islam bukan sesuatu yang baru. Jangan dijadikan sumber yang membuat bangsa ini khususnya umat islam retak,” pesannya. 

Karena menurut Haedar, persoalan penentuan awal bulan ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian dari denyut nadi perjalanan sejarah umat islam.   

Pemerintah sendiri menyatakan tetap akan melakukan proses rukyatul hilal yang menurut rencana dilakukan pada tanggal 20 April 2023 di total 123 titik pemantauan seluruh Indonesia. 


Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin-Foto : Kementerian Agama-

BACA JUGA:RUU Perampasan Aset Segera Diserahkan ke DPR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: