Brawijaya Awards, Cara Babinsa Kodim 0820 Atasi Persoalan Kompleks Probolinggo

Brawijaya Awards, Cara Babinsa Kodim 0820 Atasi Persoalan Kompleks Probolinggo

Babinsa Kodim 0820 Probolinggo berbagi kisah inspiratif di Brawijaya Awards, Kamis 4 Mei 2024.-Tira/Harian Disway-

Pengabdian Serka M. Salim pada desa Dringu, meredam kenakalan remaja lewat olahraga. “Kenakalan remaja cukup tinggi. Perkelahian antar pemuda juga sering terjadi. Maka saya membina mereka lewat pencak silat,” papar Salim.

Sudah banyak atlet binaannya yang berprestasi. Dua atlet di tingkat Kabupaten dan satu di level provinsi. “ Kita mengikuti kejuaraan kemenpora di Malang pada 2022. Saya sebagai koordinator. Tujuannya sebagai pengarah. Sehingga minat bakat pemuda bisa terarah. Dengan kegiatan itu tawuran bisa dicegah,”ucapnya.

BACA JUGA:Brawijaya Awards, Cara Babinsa Pacitan Atasi Masalah Lingkungan, UMKM, dan Pertanian

BACA JUGA:Brawijaya Awards, Babinsa Kodim 0824 Jember Renovasi Rumah hingga Orbitkan Atlet Renang

Sertu Rabihul Ihsan di Desa Alasnyur, Kecamatan Besuk membantu pembibitan petani. “Ini program dari kepala desa. Kami hanya meneruskan. Supaya program ini tidak terhenti,” katanya.

Serka Viktor Nasution Nurhadi Babinsa Bataraan. Ia menceritakan sempat kesulitan dalam menangani permasalahan stunting. “Stunting dianggap sebagai aib sehingga tidak ada yang mengakui. Namun, dari data ada 11 kasus di desa kami. Hingga kini kami turun ke desa-desa. Alhamdulillah saat ini sudah ada perkembangannya,” terangnya

Untuk koordinasi dengan 5 posyandu, “Ada jadwal setiap 1 bulan untuk pos-pos. Saat ini sudah rutin. Meskipun ada satu atau dua orang yang tidak mau ikut posyandu,”  paparnya. 

Serka Jufri mengabdi di desa Palang besi, Kecamatan Lumbang. Ia berlomba pada Kategori aksi sosial. Desa tempatnya mengabdi sering terjadi longsor. “Jalannya terjal-terjal. Jadi hujan dikit langsung longsor. Sebagai babinsa kita harus aktif 24 jam,”ungkap Jufri.

Dengan medan yang tidak bisa dilalui kendaraan roda 4, Jufri sangat terbantu dengan pemberian motor trail dari bupati. “Tempat tinggal saya juga jauh dari desa binaan. Rumah saya di Probolinggo. Untuk mengakali itu saya menyiagakan orang disana,” ujarnya.

Jika terjadi longsor besar, Jufri bisa bolak-balik hingga 50 kali ke desa terdampak untuk memberikan bantuan sembako. Itu dilakukan sebagai pengabdianya.

Di kategori pelestarian ada Sertu Agung Wahyu Purnomo Babinsa Sukapura. Ia membina jaran kepang. Selain itu ia mengumpulkan pemuda di sana untuk membentuk paguyuban budaya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: