Pakan Ternak Tergantung Impor, Harga Telur Tembus Rp 32 Ribu

Pakan Ternak Tergantung Impor, Harga Telur Tembus Rp 32 Ribu

Mendag Zulkifli Hasan mengecek kenaikan harga telur.-ilustrasi-wartabanjar

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Harga telur di pasaran masih dikisaran Rp 32 ribu per kilogram. Kondisi itu membuat pedagang makanan mengeluh.

 

Misalnya penjual makanan di wilayah Gayungsari, Surabaya. Yuli, pemilik rumah makan Dapur Rahayu itu pusing saat harga telur naik. Beberapa bahan makanannya memiliki campuran telur. Terutama nasih campur dengan lauk telur dadar.

 

“Di tempat saya ini yang datang banyak pekerja. Salah satu yang banyak dipesan itu telur dadar. Saya ragu untuk menaikkan harganya. Akhirnya, saya mengurangi beberapa bahan yang lain. Itu pun untung kami sangat tipis,” katanya, Selasa, 23 Mei 2023.

 

Harga telur di pasar Wonokromo hingga saat ini pun masih di kisaran Rp 32 ribu per kilogram. Kenaikan harga telur ini mulai terjadi sejak berakhirnya Idul Fitri 1444 Hijriyah. Ketika itu, telur per satu kilogram harganya masih di kisaran Rp 28 ribu.

 

Harga telur sempat mencapai Rp 33 ribu di Pasar Wonokromo. Namun dua hari terakhir harganya terpantau turun. "Dua hari ini, harganya tetap di Rp 32 ribu per kilogram. Ini masih tinggi banget. Saya tidak tahu kenapa harganya bisa seperti ini,” ungkap Supriyanto, pedagang di pasar Wonokromo.

 

Berdasarkan laman Siskaperbapo Pemprov Jatim yang terakhir di-update pukul 14.58, harga telur ayam ras Rp 30.675 per kilogramnya. Sementara telur ayam kampung per kilogramnya Rp 43.670.

 

Anggota komisi B DPRD Jatim Daniel Rohi menjelaskan, kenaikan harga telur itu akibat mahalnya pakan ternak khususnya ayam telur. “Harga naik karena 65 persen bahan pakan ternak itu impor,” ungkap politisi PDI Perjuangan itu.

 

Faktor lainnya dalam kenaikan itu adalah melonjaknya harga jagung. Dari yang awalnya Rp 4.500 menjadi Rp 5.600. Selain itu, kebutuhan telur saat ini juga meningkat. Karena pemerintah banyak membeli telur untuk pemberantasan stunting. Telur juga banyak diborong saat musim menikah di bulan Syawal.

 

“Walau semua harga naik, produksi telur di Jatim tetap stabil. Solusinya, pemerintah daerah harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memberikan subsidi pangan ternak ke ayam petelur dan jagung ke 22 ribu peternak di Jatim,” katanya.

 

Pemerintah daerah juga harusnya mendampingi para peternak ayam bertelur. Memberikan edukasi kepada peternak agar membuat rekayasa pakan ternak. Sehingga, mereka dapat memberikan pakan kepada ternak dengan harga yang murah dan berkualitas.

 

“Saya sudah berkoordinasi dengan dinas peternakan terkait itu. Kita berharap pendampingan itu bisa segera dilakukan. Sehingga, harga pakan ternak turun dan harga telur di pasar juga ikut turun. Impor ini kan masalah nasional,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: