Pasien Meninggal Saat Antre ICU, Dirut RS Soewandhi: Dua Kali Menolak Dirujuk, Ada Buktinya
Suasana Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. Soewandhi Surabaya-Boy Slamet/Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Menejemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soewandhie Kota Surabaya membantah telah melakukan penelantaran terhadap Asiasih, warga Kampung Tanah Merah, Kelurahan Tanah Kali Kendiding, Kenjeran Surabaya yang meninggal pada Rabu, 31 Mei lalu.
Direktur Utama RSUD Dr. Soewandhie Billy Daniel Messakh mengatakan bahwa pihaknya telah menyarankan pihak keluarga agar Asiasih dirujuk di rumah sakit lain karena ruang rawat inap telah penuh. Namun pihak keluarga menolak.
Dokter Billy mengatakan bahwa keluarga pasien dua kali menolak dirujuk dengan membuat pernyataan tertulis. Penolakan pertama dilakukan pihak keluarga pada 27 Mei 2023 pukul 23.40 WIB saat pasien masih di IGD (Instalasi Gawat Darurat).
BACA JUGA:Jamaah Lansia dan Disabilitas Bisa Sewa Skuter dan Kursi Roda, Segini Tarifnya
BACA JUGA:Hari Raya Waisak, Narapidana Buddhis Dapat Remisi dari Kanwil Kemenkumham Jatim
"Penolakan kedua dilakukan pihak keluarga pada 30 Mei 2023 pukul 16.01 WIB saat hendak masuk ICU (Intensive Care Unit)," jelas Billy Sabtu, 3 Juni 2024.
Billy menuturkan, secara kronologi pasien datang diantar keluarga pada 27 Mei 2023 pukul 23.40 WIB. Ditampung di IGD. Pasien mengeluh lemas pada kedua kaki, sulit berjalan, sesak nafas, batuk, dan pusing.
RSUD Dr. Soewandhie kemudian menjelaskan bahwa kamar rawat inap penuh, pasien ditawarkan untuk dirujuk ke rumah sakit lain, tetapi keluarga menolak dan menghendaki untuk menunggu di ruang IGD, hingga tersedianya ruangan rawat inap.
Meski demikian, Billy mengatakan pihaknya tetap memberikan pelayanan dan penanganan medis kepada pasien selama berada di ruang IGD. Seperti melakukan rekam jantung dan melakukan pemeriksaan laboratorium, serta melakukan tindakan medis lainnya.
BACA JUGA:Kim Seon-ho Main Lato-Lato, Tertawa Sampai Jatuh Ndelosor di Lantai
BACA JUGA:Kim Seon-ho Gagal Diet di Jakarta, Ini Empat Makanan yang Dicicipinya
Pada 29 Mei 2023, perawat dan transporter mengantarkan pasien untuk dipindahkan ke ruangan rawat inap. “Saat di ruangan rawat inap, kondisi pasien menurun dan memerlukan ICU. "Kita tawarkan ke ICU dan memerlukan persetujuan masuk ICU. Dia (pasien) menolak, karena menolak artinya kita tidak bisa memasukkan dia ke (daftar) inden ICU,” jelasnya.
Lebih lanjut, dr Billy menjelaskan, pada 31 Mei 2023 pagi, pasien dan keluarga akhirnya setuju untuk masuk ruang ICU.
Saat itu ICU penuh, maka baru masuk list inden ICU tanggal 31 pagi. Di pagi itu, dia masuk nomor 4, siangnya sudah masuk nomor 1, karena ketiga nomor lainnya sudah pindah ruangan. "Setelah dapat inden dan ICU tengah disiapkan, tetapi kondisi pasien semakin memburuk dan dinyatakan meninggal dunia. Kondisi pasien menurun saat sudah berada di ruangan rawat inap, bukan saat di IGD,” pungkas Billy.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: