Penjurian Lapangan Brawijaya Award (11): Sepakbola dan Film Redam Tawuran Antarkampung

Penjurian Lapangan Brawijaya Award (11): Sepakbola dan Film Redam Tawuran Antarkampung

Sertu Abu Nur Arifin, Babinsa Kodim Kediri memaparkan perfilman di depan tim juri.-Elvina Talitha Alawiyah-

Dari desa Mojo, tim dua bergeser ke tengah Kota Kediri. Sasaran berikutnya adalah melihat kegiatan Sertu Abu Nur Arifin. Babinsa Koramil 0809/01 Kota, yang membuat film bersama pemuda Karang Taruna.

Kedatangan tim dua di basecamp Peka, disambut  Sertu Abu Nur Arifin beserta puluhan anggota Karang Taruna binaan. Danramil 0809/01 Kediri, Kapten Sunarjo, juga turut mendampingi. 

Sertu Abu menerangkan, Peka singkatan dari Pejuang Kampung. “Waktu itu saya melihat banyak anak-anak yang menghabiskan waktu dengan main gadget. Saya berkeinginan agar hidup mereka lebih produktif. Akhirnya saya ngobrol dengan beberapa pengurus karang taruna. Ternyata kami memiliki visi yang sama,” ujar Abu, saat memaparkan kegiatannya.


Serda Eko Sulistiawan, menjelaskan program sekolah sepakbola dengan siswa mulai usia PAUD hingga remaja. -Elvina Talitha Alawiyah-

Abu tidak pernah ada pemikiran untuk membuat film bersama mereka. Ide membuat film muncul dari Harianto. Pengurus karang taruna yang menjadi sutradara film PEKA. 

Peka adalah film pertama yang mereka buat dan sukses. Seri pertamanya dirilis pada 2021 lalu. Sementara seri ke 2 akan dirilis pada Juli mendatang. 

Saat di sela-sela pertemuan itu, kami disuguhi video-video kegiatan Peka. Termasuk cuplikan film PEKA 2.

Salah satu hal yang membuat saya dan pak dosen Pudjio kagum adalah komunitas ini memulai semuanya dari nol. Bahkan bisa dibilang dari minus. Karena tidak ada satu pun dari anak-anak PEKA yang mengerti soal film. Proyek pertama juga dibuat dengan alat seadanya. Mereka menyewa alat. Yang penting berkarya dulu.

Kini, hasil karya pemuda karang taruna itu dibeli oleh perusahan bisnis bioskop multiplex. Perusahaan asal Korea. Mereka juga sudah memiliki peralatan pendukung yang cukup lengkap. 

Perjumpaan kami dengan para pejuang kampung dan pak Abu, berakhir pukul 14.00. Sudah waktunya kami pindah ke sasaran berikutnya. Koramil 0809/12 Gurah, Kediri. 

Bang Iskak masih mengawal kami. Mobil tim dua terus membuntuti bang Iskak. Sesekali kami terpisah cukup jauh. Tapi rupanya Serma Sugeng yang mengemudi mobil Pasiter, terus memantau kami dari kaca spion. Begitu kami tertinggal, ia langsung memperlambat laju mobil.

Perjalanan dari basecamp Peka ke Koramil Gurah, ditempuh dalam waktu 30 menit. Koramil Gurah bukan tujuan utama kami. Hanya tempat transit untuk ngopi. Dan juga untuk  kulonuwun ke Danramil Kapten Chb Mulyono.

Belum sempat menghabiskan kopi, kami sudah harus menuju ke lapangan desa Garbu. Di sanalah, Serda Eko Sulistiawan membina puluhan anak Sekolah Sepak Bola (SSB) Macan Kembar. Ada puluhan anak yang dibina melalui olahraga sepak bola.

Saat kami melakukan penjurian, bertepatan dengan jadwal latihan SSB Macan Putih. Jadi saya dan pak dosen bisa melihat langsung bagaimana Serda Eko dalam kegiatan pembinaannya. Alvin dan Elvina juga tidak kehabisan angel untuk video dan foto.

Turun dari mobil, kami pun langsung mendekat ke lapangan. Dari kejauhan terlihat pelatih SSB, Sulis Budi, berjalan menghampiri kami. Eko mengenalkan Sulis ke saya dan pak Pudjio. “Ini legenda tim Persik Kediri mas. Beliau membantu saya melatih anak-anak ini,” kata Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: