Penjurian Lapangan Brawijaya Award (23): Malam Menegangkan di Bangsring

Penjurian Lapangan Brawijaya Award (23): Malam Menegangkan di Bangsring

Tim juri berfoto bersama Serma Nurhadi dan Serka Kadek di depan kawasan wisata Bangsring, Wongsorejo, Banyuwangi.-Syahrul Rozak Yahya-

Bagaimanapun kesalnya saya terhadap Google karena navigasinya yang kadang ngawur, toh saya tetap tergantung padanya. Terutama dalam merencanakan rute dan tempat menginap. Terutama lagi untuk menuju Bangsring, Banyuwangi. 

Pertimbangannya karena lagi-lagi ini lokasi yang tricky. Jauh dari pusat akomodasi dan perkotaan. Bangsring terletak di Kecamatan Wongsorejo, sekitar 2 kilometer lepas dari hutan Kumitir. Dari Banyuwangi masih satu jam-an. Dari Situbondo lebih jauh lagi. 

Tapi kan, ini kawasan wisata? seharusnya banyak penginapan. Saya cek google, ternyata ada. Dekat dengan Pantai Bangsring. Saya pun mengontak Serka Holiz Staff Ter Kodim Banyuwangi dan mengatakan akan menginap di situ. 

“Aduh gimana ya mas,” 

“Lho kenapa memangnya?”

“Sebentar saya tanyakan ke Babinsanya dulu,”

Tak lama kemudian kami sudah ada dalam satu call group. “Anu Mas Taufik, menurut info homestay nya sudah ready. Tapi di sini susah cari makanan. Harus keluar jauh,”

“Ah itu soal gampang. Kami bakal bawa stok banyak dari Situbondo. Kalau mentok, ada persiapan Indomie. Kami ndak rewel ndan.”

Bukan apa-apa. Seharusnya Jumat, tanggal 19 Mei adalah hari terakhir penjurian menurut jadwal yang disusun dengan tidak berperikemanusiaan tersebut. Dan Kodim Banyuwangi yang kena getah paling banyak. 

Seharusnya hari Jumat itu jadwal penilaian milik mereka. Yakni Serma Nurhadi Babinsa Desa Bangsring kemudian Sertu Widi Hidayat Babinsa Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi. 

Tapi hari Jumat kami masih stuck di Situbondo. Seliwar-seliwir di Jalur Pantura. Pagi harinya menilai Serda Rohmadi di Desa Sumberejo, Besuki. Kemudian langsung menuju Desa Banyuputih, tempat binaan Serda Sopingi.

“Begini saja, Mas Holiz, setelah dari Banyuputih, jam 3 kami akan langsung meluncur Banyuwangi. Memang mungkin sore sekali sampai Bangsring. Jam 4 an,” kata saya pada Mas Holiz. 

Bukan apa-apa saya ngotot menginap dekat Bangsring. Sore hari cukuplah untuk penyambutan. Kemudian malam harinya bisa ngobrol dengan kelompok nelayan Bangsring sekaligus pengumpulan data. 

Nah, esok paginya, kami bisa menyaksikan secara langsung semarak kawasan konservasi terumbu karang yang pesona bawah airnya semarak ini. Apalagi ini Selat Bali, tempat yang tepat untuk menyaksikan matahari terbit menyinari Jawadwipa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: