Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Warung Dua Putri SWK Manukan Jawara Bebek Goreng (20)

Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Warung Dua Putri SWK Manukan Jawara Bebek Goreng (20)

Bebek goreng jawara Surabaya Tourism Awards 2023 dari SWK terminal Manukan. -Pace Morris/Harian Disway-

Surabaya surganya bebek goreng. Salah satu menu yang dilombakan di Surabaya Tourism Awards itu memunculkan satu nama jawara: Warung Dua Putri SWK Terminal Manukan.

Warung Dua Putri tutup kemarin sore, Minggu, 9 Juli 2023. Padahal, kedai lainnya sudah buka dan dipenuhi pelanggan. ”Belum buka. Tunggu azan Magrib,” ujar pemilik Warung Nona yang ada di sebelah.

Setelah 30 menit menunggu, terlihat sepasang suami istri datang dengan menggunakan sepeda motor. Ada gerobak barang di belakangnya. Gerobak itu mengangkut sebuah termos besar berisi nasi dan dua keranjang bebek olahan siap goreng. Mereka adalah Samiri dan Sarifah, pemilik Warung Dua Putri. Sang juara bebek terenak se-Surabaya. Yang sampai dapat penghargaan di Surabaya Tourism Awards (STA) 2023 itu.

Setelah keduanya menurunkan barang-barang dari gerobak serta mempersiapkan warungnya, barulah Harian Disway mendekat dan memperkenalkan diri. Mereka tampak bersemangat menyambut kami. Samiri dan Sarifah sangat ramah.

BACA JUGA:Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Rawon Setan Mak Su SWK Kasuari, Paling Enak Se-Surabaya (19)

BACA JUGA:Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Tahu Tek Terenak di Surabaya ada di SWK Siwalankerto (18)

Sambil mereka merapikan barang dagangan, kami mengobrol soal bebek goreng yang dinobatkan menjadi terenak se-Surabaya pada STA 2023. Dengan senang hati Sarifah meladeni pertanyaan-pertanyaan kami sambil terus merapikan barang dagangan.


Warung Dua Putri dari SWK Terminal Manukan punya menu bebek terenak se-Surabaya.-Pace Morris/Harian Disway-

Dia menceritakan bagaimana sepak terjangnyi dengan suami di dunia perbebekan. ”Awalnya tahun 2000 kami buka di Tanggulangin, Sidoarjo. Tapi, karena kena lumpur Lapindo, jadi sepi. Kami pun merantau ke Papua,” katanyi membuka kisah. 

Mereka sempat merantau ke Manokwari, Papua, selama hampir setahun. Namun, lagi-lagi pasangan suami istri asal Madura itu harus berhadapan dengan musibah. Tahun 2009 terjadi gempa besar di sana. Padahal, bebek goreng mereka cukup laris di timur Indonesia.

Mereka pun kembali ke Surabaya. ”Akhir 2009 kami coba merantau lagi ke Makassar. Ada 16 bulan di sana,” tambah Sarifah. ”Tapi, ibu saya bilang mending di Surabaya saja. Sama-sama nyari uangnya. Enggak usah (perlu) jauh-jauh,” tambah Samiri.

Perbincangan kami sempat terhenti. Pelanggan sudah mulai berdatangan. Padahal, warung baru saja buka. Saya pun kembali ke tempat duduk, sambil menunggu mereka melayani pembeli. Belum juga Harian Disway memesan, tiba-tiba Sarifah sudah mengantarkan seporsi bebek goreng untuk dicicipi. Katanyi, supaya tahu juga rasanya. Tidak hanya dengar cerita.

BACA JUGA:Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Menjaga Warisan Sejarah dalam Keindahan Hotel Kokoon (16)

BACA JUGA:Yang Terbaik di Ajang Surabaya Tourism Awards 2023: Vasa The Best Eco Hotel (15)

Tanpa menunggu lama, saya langsung mencuil bebek goreng yang masih panas. Kulit bebeknya kenyal, tapi tidak alot seperti kebanyakan bebek yang dijual di tempat lain. Rasa bumbunya juga meresap hingga ke dagingnya yang lembut. Gurih. Apalagi, saat dicocol dengan sambal tomat dan sambal cabai hijaunya. Bumbu kuning yang khas serta serundeng menambah lezatnya bebek goreng Dua Putri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: