Tiongkok Luncurkan Regulasi Ketat Teknologi AI
Kantor Cyberspace Administration of China--www.upi.com
HARIAN DISWAY - Tiongkok, menyusun regulasi Artificial Intelligence (AI) yang lebih ketat. Hal itu dilakukan untuk menciptakan keseimbangan antara perkembangan teknologi dan kontrol terhadap konten yang dihasilkan. Langkah itu menjadikan Tiongkok sebagai negara yang paling rinci dalam pembentukan regulasi AI di dunia.
Dilansir dari Financial Times, Administrasi Ruang Siber China (CAC), sebagai lembaga pengawas internet yang memiliki kekuatan besar, akan menerapkan sistem yang mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk memperoleh lisensi sebelum merilis model AI generatif . Seorang sumber yang dekat dengan CAC mengungkapkan bahwa Tiongkok memiliki niat untuk sepenuhnya mengontrol dan menyensor informasi yang dihasilkan oleh AI, sehingga perusahaan-perusahaan diharuskan mengantongi persetujuan dari pihak berwenang sebelum meluncurkan produk AI mereka.
Peraturan baru itu memperketat ketentuan yang telah dikeluarkan pada tanggal 11 April. Ketentuan itu menetapkan bahwa perusahaan-perusahaan memiliki waktu 10 hari kerja untuk mendaftarkan produk AI mereka kepada pihak berwenang. Selain itu, perusahaan juga wajib memastikan konten AI yang dihasilkan akurat guna mencegah penyebaran informasi palsu.
BACA JUGA:Kecerdasan Buatan yang Semakin Marak di Kehidupan (2) : AI ”Menyelusup” ke Kampus
BACA JUGA:Kecerdasan Buatan yang Semakin Marak di Kehidupan (3) : ITS Kolaborasikan Teknologi AI dengan Robot
CAC menjelaskan bahwa pengumpulan data untuk model AI tidak boleh melanggar hak kekayaan intelektual. Jika data yang digunakan mengandung informasi pribadi, perusahaan diharuskan memperoleh persetujuan dari individu yang terkait atau mematuhi ketentuan hukum yang berlaku.
GAMBARAN MASA DEPAN soal jurnalistik yang dikuasai oleh artificial intelligence. Gambar ini dilukis oleh aplikasi kecerdasan buatan Leonardo.ai.-Leonardo.ai-
Regulasi yang dikeluarkan pemerintah merupakan bagian dari peraturan yang sedang disusun dan diharapkan selesai dalam waktu dekat, paling cepat dalam bulan Juli ini. Hal itu menunjukkan komitmen Tiongkok dalam memformalkan pendekatan pengaturannya terhadap AI generatif sebelum teknologi itu semakin menyebar luas. Teknologi AI generatif mampu dengan cepat menghasilkan teks, gambar, dan konten lain yang mirip dengan hasil karya manusia.
Regulasi Tiongkok tersebut juga menetapkan bahwa konten yang dihasilkan oleh AI harus mencerminkan nilai-nilai inti sosial dan tidak boleh mengandung elemen yang dapat merusak kekuatan negara, menganjurkan penggulingan sistem sosialis, menghasut perpecahan negara, atau merusak persatuan nasional.
BACA JUGA:Dosen Artificial Intelligence
BACA JUGA:Ribuan Pekerja IBM akan Diganti Robot Artificial Intelligence
"Perlu dipastikan bahwa AI dapat diandalkan dan dikendalikan," ujar Zhuang Rongwen, Direktur CAC, dalam pernyataannya. Langkah-langkah itumenunjukkan bahwa Tiongkok serius dalam menghadapi tantangan dan risiko yang terkait dengan perkembangan teknologi AI, serta komitmen untuk memastikan penggunaan teknologi ini sejalan dengan nilai-nilai sosial dan keamanan negara.
Dengan regulasi yang ketat ini, Tiongkok berharap dapat menciptakan lingkungan penggunaan AI yang terkendali, aman, dan bermanfaat bagi masyarakat. (Nela Erdianti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: financial times