Kecerdasan Buatan Munculkan Kekhawatiran, Manusia akan Punah…?

Kecerdasan Buatan Munculkan Kekhawatiran, Manusia akan Punah…?

GAMBARAN MASA DEPAN soal jurnalistik yang dikuasai oleh artificial intelligence. Gambar ini dilukis oleh aplikasi kecerdasan buatan Leonardo.ai.-Leonardo.ai-

HARIAN DISWAY – Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menimbulkan kegembiraan sekaligus kekhawatiran. Ia bisa meningkatkan atau menggantikan tugas-tugas manusia. Tetapi, jika terlalu banyak pekerjaan manusia yang digantikan AI, akankah manusia tergantikan dan punah?

 

Dalam beberapa bulan terakhir, kecerdasan buatan memang menunjukkan kemampuan spesial. Bisa menghasilkan karya esai, menciptakan gambar realistis, meniru suara penyanyi terkenal, dan bahkan lulus ujian medis. Itu belum kemampuan lainnya. Misalnya, mengidentifikasi kesalahan atau menjawab percakakapan.

 

BACA JUGA : Kecerdasan Buatan yang Semakin Marak di Kehidupan (7) : Waspada Jurnalisme Otomatis dan Maraknya Hoax

BACA JUGA : Kecerdasan Buatan yang Semakin Marak di Kehidupan (5) : Antisipasi Dampak AI, Regulasi Mendesak

 

Namun, ada juga kekhawatiran tentang chatbot yang bisa membanjiri web dengan disinformasi, algoritma yang bias, atau menghasilkan materi rasis. Juga keresahan tentang otomatisasi yang didukung kecerdasan buatan yang dapat menghancurkan seluruh industri. Atau menghilangkan lapangan pekerjaan.

 

Para ahli sudah memberi warning. Termasuk Sam Altman, pendiri OpenAI yang menciptakan ChatGPT. Mereka memperingatkan risiko yang ditimbulkan oleh teknologi itu terhadap umat manusia.

 

Altman dan puluhan spesialis lainnya menandatangani pernyataan pada Mei 2023. Mereka mendesak para pemimpin global untuk mengurangi "risiko kepunahan manusia" akibat AI.

 

BACA JUGA : Kuda Troya Teknologi

 

Namun, peringatan-peringatan tersebut tidak menghentikan perkembangan pesat AI.

 

Elon Musk, pemilik Tesla dan Twitter, pernah mengatakan bahwa kehadiran AI akan lebih berbahaya ketimbang perang nuklir. Tetapi, tak urung ia pun meluncurkan xAI, perusahaan yang akan memproduksi peranti berbasis kecerdasan buatan, pada Rabu, 12 Juni 2023.

 

Situs web xAI mengatakan bahwa Musk akan menjalankan perusahaan tersebut secara terpisah dari perusahaan-perusahaan lainnya. Tetapi teknologi yang dikembangkan akan memberi manfaat bagi bisnis-bisnis milik Musk, termasuk Twitter.

 


Leonardo.ai menggambarkan manusia yang galau atas maraknya berita berbasis kecerdasan buatan. Gambar ini dibuat atas perintah wartawan Harian Disway.-Leonardo.ai-

 

Bulan lalu, Parlemen Eropa mendukung rancangan undang-undang yang akan menjadi dasar bagi aturan komprehensif pertama di dunia untuk AI. Rancangan undang-undang tersebut mencakup ketentuan-ketentuan khusus untuk sistem AI generatif. Yakni, kecerdasan buatan yang bisa menghasilkan teks, gambar, dan media lainnya. Misalnya, ChatGPT dan Dall-E.

 

Parlemen dan negara-negara anggota UE akan melakukan negosiasi mengenai regulasi tersebut. Targetnya, ada kesepakatan pengaturan AI sebelum akhir 2023.

 

Aturan-aturan tersebut menetapkan bahwa konten yang dihasilkan kecerdasan buatan harus jujur. Artinya benar-benar disebut bahwa itu dibuat oleh mesin. Parlemen Eropa juga melarang penggunaan AI untuk teknologi pengenalan wajah secara real time. (Doan Widhiandono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: