Vokasi Pencetak SDM Global

Vokasi Pencetak SDM Global

MAHASISWI vokasi Universitas Airlangga, Surabya, magang di panti jompo di Jepang.-Humas Unair-

SUMBER daya manusia (SDM) merupakan entitas yang berperan sebagai subjek sekaligus objek dalam sebuah sistem sosial yang ada di tengah masyarakat. 

SDM menjadi faktor penentu terjadinya perubahan sosial. Mungkin saja teknologi dan informasi digital yang belakangan ini disebut lebih canggih daripada manusia tidak akan pernah lahir jika tidak ada sumber daya manusia yang menciptakannya. 

Dari analogi sederhana itu, dapat dilihat bahwa peran sumber daya manusia sangat sentral dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat. 

BACA JUGA:Pendidikan Vokasi Adalah Jalan Utama untuk Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul

BACA JUGA:Perubahan Jadi Tantangan Pendidikan Vokasi

SDM menjadi ”aktor utama” yang membawa arah langkah sistem sosial, ekonomi, politik, dan budaya masyarakat. Mengutip dari laman resmi milik Sekretariat Kabinet RI, Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin mengatakan bahwa SDM unggul merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. 

Yang disampaikan Wapres RI Ma’ruf Amin tentu bukan sekadar basa-basi, melainkan menjadi pengingat bagi pemangku kebijakan dan masyarakat bahwa bangsa Indonesia bisa ”memenangkan” persaingan global jika memiliki sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif. 

 

Interpersonal Skill Menjadi Kunci SDM Unggul

Sumber daya manusia yang unggul tidak ujuk-ujuk lahir dari ”sana”. Namun, perlu ada upaya dari keluarga, lingkungan sekitar, sistem pendidikan, dan pemangku kebijakan. Sinergisitas dari berbagai aspek sangat dibutuhkan untuk mencetak sumber daya manusia unggul. 

BACA JUGA:Tefa (Teaching Factory) Sarana Utama Pendidikan Vokasi

BACA JUGA:Empat Prodi Sarjana Terapan Unair Raih Competitive Fund Vokasi 2022

Dari semua hal itu, sistem pendidikan menjadi aspek yang paling penting karena dari sistem yang baik akan menghasilkan lulusan yang baik pula. Sebaliknya, sistem yang carut-marut akan menciptakan lulusan yang semrawut. 

Kalimat tersebut tidak berlebihan karena menurut Yudhaputri (2020), lulusan dari sekolah menengah atas, kejuruan, maupun perguruan tinggi sekalipun belum cukup sesuai dengan kebutuhan stakeholder

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: