Vokasi Pencetak SDM Global

Vokasi Pencetak SDM Global

MAHASISWI vokasi Universitas Airlangga, Surabya, magang di panti jompo di Jepang.-Humas Unair-

Sebab, lulusan yang sudah digodok selama mengenyam pendidikan di bangku sekolah maupun kuliah rupanya belum memiliki soft skill yang memadai, terutama yang berkaitan dengan kesiapan mental menghadapi tekanan, jiwa yang proaktif, dan lambannya proses adaptasi. 

Keluhan dari stakeholder rupanya sampai ke telinga pemangku kebijakan. Kemendikbudristek RI melalui Ditjen Pendidikan Vokasi gencar meramu program link and match antara sistem pendidikan dan ketersediaan lapangan kerja. 

Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan awak media, Plt Sekretaris Ditjen Pendidikan Vokasi Saryadi mengatakan bahwa lulusan vokasi dicanangkan menjadi change agent dan leader project perubahan yang kompetitif dalam kancah persaingan global. 

Pendidikan vokasi menjadi solusi atas riuhnya persaingan sumber daya manusia pada tingkat global. Bagaimana tidak, di dalam kurikulum pendidikan vokasi, yang lebih dominan adalah praktik daripada teori. 

Metode pembelajaran yang diimplementasikan pun mengombinasikan antara hard skill dan soft skill. Pelajar maupun mahasiswa vokasi ditempa dengan metode pengajaran berupa problem based learning

Artinya, pembelajaran dirancang untuk menuntaskan sebuah permasalahan. Dari situlah kemampuan problem solving dari peserta didik dapat terasah. Implementasi metode pengajaran problem based learning dapat membantu mengembangkan hard skill sekaligus soft skill peserta didik. 

Hal itu, menurut Afriani & Setiyani (2015), merupakan metode pengajaran yang sangat penting dan dibutuhkan stakeholder yang menyediakan lapangan kerja.

Melalui penerapan problem based learning, peserta didik dapat memiliki kemampuan interpersonal (interpersonal skill) yang mumpuni. Menurut Hunt & Baruch dalam Bachman (2018), interpersonal skill bisa dilihat pada kemampuan individu untuk menjadi leader, kemampuan negosiasi, dan keterampilan komunikasi. Baik verbal maupun nonverbal.

Kemampuan interpersonal itu pada dasarnya berkaitan dengan interaksi antara individu dan individu lain di dalam sebuah sistem sosial. Berkaitan dengan SDM unggul, pendidikan vokasi bisa membantu mencetak lulusan yang memiliki kemampuan interpersonal yang baik karena telah ditempa melalui metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan persaingan global. 

Dalam hal ini, dunia kerja tidak terbatas pada bidang industri, tetapi dalam segala bidang. Bisa dalam ranah pendidikan, kesehatan, militer, media digital, dan dunia kewirausahaan. 

Kesuksesan sistem pendidikan bisa dilihat dari kualitas lulusan yang dilahirkan. Fakultas Vokasi Universitas Airlangga telah membuktikan hal itu. 

Dalam periode wisuda tahun ini, telah lahir alumnus-alumnus yang berprestasi dengan menyandang gelar dual degree dari perguruan tinggi luar negeri. Gelar tersebut bisa menjadi bukti bahwa sumber daya manusia di Indonesia tidak kalah saing dalam kancah persaingan global.

 

Fakultas Vokasi Unair Cetak SDM Kompetitif

Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (Unair) telah andil dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing dalam kancah internasional. Peran serta dari Fakultas Vokasi Unair dapat dilihat dari ”lahirnya” lulusan berprestasi bernama Leonardo Dito Priyantono yang lulus dengan tiga gelar sekaligus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: