Di Singapura Ada Pelatih Spesialis Bunda Keguguran, Ini yang Dilakukan untuk Sembuhkan Luka

Di Singapura Ada Pelatih Spesialis Bunda Keguguran, Ini yang Dilakukan untuk Sembuhkan Luka

DI SINGAPURA ada pelatih khusus untuk korban keguguran, ini yang dilakukannya untuk sembuhkan luka bunda. Ini adalah Vernessa Chuah dan buah hatinya.-CNA Lifestyle-

HARIAN DISWAY - Kehilangan buah hati, bahkan ketika masih dalam kandungan, sakitnya setengah mati. Sayang, saat terjadi keguguran, tak banyak tenaga kesehatan yang fokus menangani aspek psikologi bunda.

Di situlah Vernessa Chuah berperan. Dia menjadi pelatih bunda keguguran setelah dirinya sendiri kehilangan buah hati. Tiga kali.

Tempat Vernessa Chuah adalah sebuah studio mungil dua lantai. Namanya Mindful Space. Berlokasi di Minstedt Road nomor 10, Singapura. Di sana dia menggelar kelas yoga dan wellness workshops untuk orang tua dan anak-anak.

BACA JUGA: Jessie J Keguguran, Malam Langsung Konser

Sejak Januari 2021, studio itu membuka kelas khusus. Tepatnya, setelah Chuah memutuskan banting setir menjadi pelatih buat ibu-ibu yang mengalami keguguran.


DI SINGAPURA ada pelatih khusus untuk korban keguguran, ini yang dilakukannya untuk sembuhkan luka bunda. Ini adalah Vernessa Chuah dan buah hatinya. -CNA Lifestyle-

’’Aku ingin mengajak mereka move on dengan sehat dan bahagia,’’ kata Chuah, dalam wawancara dengan CNA Women.

Tiga Kehilangan

Chuah akrab dengan keguguran. Membuka kisah lama, dia mengungkapkan bahwa pengalaman pertamanya miskram terjadi saat dia masih 18 tahun. Dia mengalami sakit perut hebat waktu hiking bersama teman-teman.

BACA JUGA: Merawat dan Meruwat Kesehatan Mental

Chuah—yang masih SMA—mengira sedang menstruasi. Namun, pendarahannya hebat. Setelah berjam-jam duduk di toilet, Chuah memutuskan ke rumah sakit.

Keesokannya, dokter memberi kabar bahwa dia keguguran. Sedih, tentu saja. Namun, dia memilih menyimpan perasaan sakit dan kecewanya seorang diri. Dia tak memberi tahu orang tuanya.

’’Sampai sekarang pun, banyak ibu keguguran, atau yang terpaksa melakukan aborsi, memilih untuk menyimpan sendiri kesedihan mereka,’’ kata Chuah.

BACA JUGA: Couple Yoga Sekuen Yin Yang Cocok Buat Kesehatan Fisik dan Mental

Dalam hati mereka, ada ketakutan atau kekhawatiran akan disalahkan. Atau, yang lebih buruk lagi, menyalahkan diri sendiri. Mereka cenderung mempertanyakan, ’’Apa yang kuperbuat, kok sampai keguguran?’’


DI SINGAPURA ada pelatih khusus untuk korban keguguran, ini yang dilakukannya untuk sembuhkan luka bunda. Ini adalah Vernessa Chuah dan buah hatinya.-CNA Lifestyle-

Chuah melanjutkan kisah. Pada 2014, setelah menikah, dia kembali berbadan dua. Kehamilan berjalan lancar. Hingga, pada pekan ke-10, dokter menyatakan bahwa detak jantung bayinya berhenti. Chuah harus menggugurkan janinnya.

Seperti perempuan lain, Chuah bertanya-tanya, apa yang dia lakukan. Apakah terlalu sibuk bekerja? Hal apa yang menyebabkan kondisi itu terjadi?

BACA JUGA: Peringati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Direktur RSJ Menur Ingatkan Remaja Makin Rentan Depresi

Namun, perawat dan dokter yang menangani Chuah sama sekali tak peduli. Tak ada inisiatif untuk menenangkan dia. Atau setidaknya memberi pengertian tentang kondisinya pada Chuah.

Mereka tak berempati atas kehilangan yang dirasakan Chuah. ’’Seakan-akan (bayiku) tidak berarti. Dan itu membuat trauma,’’ kenang perempuan 35 tahun tersebut.

Keguguran ketiga pada 2016 menjadi titik balik Chuah dalam memandang semua kehilangan yang dia alami. Saat itu, Chuah kembali mengandung seorang bayi. Gembiranya tak terkira.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: cna lifestyle