Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023: Tiap Tim Juri Datangi Desa Terakhir

Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023: Tiap Tim Juri Datangi Desa Terakhir

Tampilan penari cilik menyambut tim juri lapangan di Desa Pademawu Timur, Pademawu, Pamekasan.-Boy Slamet-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Dua tim juri lapangan Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023 sudah di ujung hari penjurian. Dua tim juri yang terdiri dari akademisi, jurnalis, fotografer, videografer, dan pendampingi juri dari Ditbinmas Polda Jatim, sudah mendatangi desa terakhir.

Tim zona barat sudah berada di Desa Petiken, Driyorejo, Gresik sedang tim zona timur sudah ada di Sampang, Madura. Keduanya juga sudah melakukan penjurian dan Kamis, 14 September 2023 malam, kedua tim sudah siap kembali ke Surabaya.


Tempat pengolahan sampah menjadi terobosan tiga pilar di Desa Petiken, Driyorejo, Gresik.-Julian Romadhon-

Zona barat menjelang pukul 19.30 sudah selesai penjurian di Desa Petiken, Driyorejo, Gresik. Tim dengan anggota Guruh Dimas Nugraha (jurnalis Harian Disway), Probo Darono Yakti, S.Hub.Int., M.Hub.Int (akademisi), Julian Ramadhan (fotografer Harian Disway), Muhammad Fawwaz Wildani (videographer), serta pendampingi juri AKBP Trie Y Eriadi Msi sudah siap kembali ke Surabaya.

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023: Pembekalan Tim untuk menuju Pacitan dan Malang

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023: Besok, Penjurian Lapangan Dimulai

“Lelah jelas. Tapi kami puas karena banyak kejutan yang kami temukan di desa-desa finalis ini,” terang Guruh.

Banyak yang dirasakan timnya selama penjurian. Termasuk saat penjurian di Desa Dukuh Ngadiluwih, Kediri. Tim juri diajak mengunjungi tempat wisata Sumber Air Sugih Waras yang ada di belakang bangunan kelurahan. 


Tiga pilar Desa Dukuh, Ngadiluwih, Kediri, berada di pabrik pengolahan tebu berupa gula merah.-Julian Romadhon-

Di situ terdapat mata air yang jernih dan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tidak ada anggota tim juri yang memilih mandi. Tapi sebagian memilih menyeka mukanya. “Semua penyakit diyakini bisa sembuh. Kecuali mungkin sakit jiwa,” kata Guruh yang mengaku hanya membasuh mukanya saja.

Tidak hanya itu saja yang mereka lihat di Kediri. Mereka juga diajak mendatangi lokasi pembuatan gula merah berbahan dasar perasan tebu. Usaha ini melibatkan banyak warga kampung. Sekaligus menjadi sandaran perekonomian warga setempat. Selain bertanam tebu, mereka juga menjual hasil olahannya berupa gula merah.

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023: Pilihan yang Sulit, Akhirnya Terpilih 10 Tiga Pilar Terbaik

BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023: Tiap Tim Juri Siapkan 10 Tim Andalan untuk Diplenokan

Dari Kediri, tim melanjutkan penjurian di desa terakhir mereka. Petiken, Driyorejo, Gresik. Desa ini bukan desa yang asing bagi tim juri Harian Disway dan Akademisi. Kendati beda personel, desa ini juga pernah masuk dalam 50 besar finalis Lomba Babinsa Inspiratif, Brawijaya Awards beberapa bulan lalu. Saat itu, Babinsa Petiken, Koramil 0817/01 Driyorejo Serma Rudianto adalah finalis kategori kerukunan antarumat beragama. Saat itu Rudianto mengandalkan program pembangunan Vihara di desa tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: