Pangdam V Brawijaya Mayjen Farid Makruf Luncurkan Buku Poso di Balik Operasi Madago Raya
Mayjen Farid Makruf saat menggelar acara peluncuran buku terbarunya, Poso di Balik Operasi Madago Raya.--
PALU, HARIAN DISWAY - Pangdam V Brawijaya Mayjen Farid Makruf meluncurkan sebuah buku. Buku itu tidak di-launching di Jawa Timur. Tapi di PALU, Sulawesi Tengah, Selasa 25 Oktober 2023. Buku memang mengisahkan operasi militer yang pernah dipimpin Farid Makruf, yakni Operasi Madago Raya di Poso.
Cerita Poso memang tidak pernah habis. Konflik horizontal yang pecah pada 1998 -dan puncaknya tahun 2000- itu menyisakan cerita dan duka mendalam.
Buntutnya muncul aksi radikal yang menamakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Kelompok ini memilih bertahan di hutan wilayah Poso dan sekitarnya.
Nah, Pangdam V Brawijaya Mayjen Farid Makruf terlibat dalam penanganan kasus tersebut. Ia memimpin langsung Operasi Madago Raya.
Saat itu Farid Makruf masih menjabat Danrem 132 Tadulako. Pangkatnya masih bintang satu atau Brigjen.
BACA JUGA:Irjen Pol Imam Sugianto Jadi Kapolda Jatim, Ini Kata Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf
Operasi itu juga sukses dilakukan berkat kolaborasi dengan kepolisian yang saat itu dipimpin langsung Kapolda Sulteng, yang kini sudah purnatugas, Irjen Pol (purn) Abdul Rakhman Baso.
Nah, pengalaman sukses memimpin operasi itu dibukukan. Diberi nama 'Poso Di Balik Operasi Madago Raya'. Diluncurkan di Hotel Best Western Plus Palu, Selasa malam.
Operasi jaringan radikal di Kabupaten Poso memang seakan tidak pernah habis. Nama sandi operasi Poso setiap tahun berubah. Salah satu namanya adalah operasi Madago Raya.
Operasi bersandikan Madago Raya itu terbilang sukses. Salah satunya berhasil dilumpuhkannya pimpinan MIT, Daeng Koro.
Daeng Koro sangat ditakuti. Ia merupakan disersi Kopassus.
BACA JUGA:Menunggu Sisa Teroris Poso Ambil Beras
Dalam peluncuran buku Poso di Balik Operasi Madago Raya itu, Mayjen Farid Makruf membeberkan salah satu kunci keberhasilan operasinya.
"Ada dua pendekatan strategi menyelesaikan Poso. Yang pertama, untuk radikal disekat dikawasan hutan. Kedua untuk simpatisan, dilakukan pendekatan persuasif karena berbaur dengan penduduk," kata Farid Makruf mengawali peluncuran bukunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: