Saham Starbucks dan McDonalds Anjlok: Imbas Pemboikotan Produk AS-Israel
Presiden Joe Biden (kanan) berikan dukungan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (kiri) saat melakukan pertemuan di Israel. -The Times-
HARIAN DISWAY - Gerakan boikot produk Israel ternyata berdampak besar di tengah konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Gerakan meluas ke produk-produk Amerika Serikat (AS) yang menjadi pendukung utama Israel.
Sasaran utamanya adalah Starbucks dan McDonald's. Saham dua raksasa waralaba asal AS itu sempat turun drastis pada 12-13 Oktober lalu.
Saham Starbucks mengalami penurunan drastis, mencapai USD 89,4 (Rp 1,4 juta) per saham pada 3 Oktober. Atau satu pekan setelah serangan ke Gaza.
Padahal pada bulan Agustus, saham Starbucks bisa mencapai Rp 1,6 juta. Atau rata-rata USD 100. Namun, saham Starbucks kembali menguat di awal November.
Fluktuasi saham Starbucks 6 bulan terakhir.-Google-
BACA JUGA:9 Ribu Warga Gaza Tewas akibat Serangan Israel, Pakar HAM PBB Sebut Sudah Mendekati Level Genosida
BACA JUGA:Ramai Pakai Hashtag From the River to the Sea untuk Dukung Palestina, Apa Artinya?
Sementara itu, saham McDonald's merosot ke level terendahnya sejak 27 Oktober 2022. Pada 12 Oktober, saham McDonald's mencapai USD 246,19 atau setara Rp 3,87 juta per saham.
Puncak tertinggi saham McDonald's tahun ini terjadi pada Juni. Nilainya mencapai USD 298,41 atau setara Rp 4,69 juta.
Saham McDonald sempat anjlok pada 12 Oktober 2023 karena pemboikotan produk AS dan Israel.-Google-
Sama seperti Starbucks saham McDonald's kembali naik di awal Oktober. Per 2 November 2023, angkanya menjadi USD 266 atau setara Rp 4,1 juta.
Gerakan juga meluas ke semua produk israel. Hingga kini belum ada laporan nilai kerugian yang pasti yang diderita oleh Israel.
Namun, Al Jazeera melaporkan pada tahun 2018 gerakan boikot berpotensi menyebabkan kerugian hingga USD 11,5 miliar atau sekitar Rp183,37 triliun per tahun bagi Israel, dengan asumsi kurs Rp15.945/USD.
Pemerintah Israel mewaspadai gerakan boikot lanjutan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sampai menindak tegas kelompok-kelompok yang mendukung gerakan boikot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: