Simpati Dunia Terhadap Palestina Terus Bergelora, Pakar Siber Sebut TikTok Penyebabnya
Contoh berbagai postingan simpatik terhadap Palestina yang mendapatkan engagement tinggi di Platfom TikTok dibandingkan platform media sosial lain-Creator: Diana Febrian Dika/Harian Disway-
Selain itu, TikTok juga menghapus video yang memicu masyarakat untuk berpihak terhadap Hamas yang dianggap sebagai kelompok teroris bersenjata.
Diketahui, aksi bela Palestina oleh warga Uni Eropa kini juga giat dilancarkan atas dasar panggilan kemanusiaan. Salah satunya dipicu oleh TikTok.
“Kalau kita lihat masyarakat di dunia barat juga sangat masif melakukan penolakan terhadap serangan Israel ke Gaza, pembelaan mereka terhadap Palestina sangat besar. Konsumsi konten mereka lewat TikTok lah yang membuat perbedaan dengan konflik Palestina Isarel sebelumnya, dimana konsumsi konten hanya lewat media sosial Instagram, Facebook, Youtube saja,” terangnya.
Bahkan, keyword Gaza dan Palestine menempati posisi teratas disusul dengan negara-negara lain.
Dari data sepekan terakhir, lanjut Ibnu, dengan keyword Gaza dan Palestine, AS, Indonesia, India dan Prancis berada secara berurutan menjadi negara dengan pembicaraan terbesar.
Sedangkan dengan keyword Palestina, Indonesia di peringkat pertama diikuti oleh negara-negara berbahasa latin seperti Spanyol serta negara di Amerika Selatan. "Data diambil dari sebagian platform besar seperti TikTok, X (Twitter), Youtube dan media online maupun blog,” imbuh Ibnu.
BACA JUGA:Saham Starbucks dan McDonalds Anjlok: Imbas Pemboikotan Produk AS-Israel
Di platform TikTok Indonesia, konten relawan di Gaza Bang Onim dan Muhammad Husein sukses menarik empati di masyarakat. Sedangkan, di platform X (Twitter), Piers Morgan menjadi salah satu akun yang ramai pengunjung lantaran wawancaranya dengan kedua belah pihak.
“Viralitas konten-konten Palestina di TikTok ini, membuat membesarnya support terhadap Palestina dari masyarakat Barat, demo-demo besar di London, Washington dan berbagai kota besar di barat sangat menggambarkan hal tersebut. Terutama konten-konten terkait pemboman Israel ke berbagai lokasi sipil seperti gereja, rumah sakit maupun sekolah dan tempat pengungsian,” terang Ibnu.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: