Perjalanan Ziarah ke Tempat Suci Nabi Kong Zi di Tiongkok (3): Taichi di Tembok Besar

Perjalanan Ziarah ke Tempat Suci Nabi Kong Zi di Tiongkok (3): Taichi di Tembok Besar

Bertaichi di Tembok Besar. Tapi hanya sebentar karena banyak orang melihat. -Liem-

Dari ketinggian, nampak panorama perkotaan di Tiongkok. Ada pula desa-desa yang berada di areal perbukitan hijau. Angin musim gugur jelang musim salju, telah terasa hawa dinginnya. Saya terdorong untuk mempraktikkan gerakan-gerakan Taichi. Kawan-kawan yang merekam videonya.

Saya mulai ber-Taichi. Menunjukkan beberapa gerakan. Namun, beberapa wisatawan yang kebetulan lewat malah memandangi saya. Maka saya menjulurkan telapak tangan. Stop. "Lho, kenapa, ko? Ndak diterusin saja?," tanya mereka.

"Isin, rek. Taichi ijenan, didelok wong akeh (Malu. Ber-taichi sendirian, dilihat banyak orang, Red)," jawab saya. Segera saya mengenakan jaket tebal. Video itu jadinya tak utuh. Kami menikmati Great Wall hingga matahari telah beranjak perlahan ke barat.

BACA JUGA: Ziarah ke Makam Gus Dur, Prabowo Subianto Minta Masukan dari Ulama se-Jawa Timur

Hari sudah sore. Saatnya kembali ke hotel. Tapi sebelumnya kami singgah sejenak di Beijing Olympic Park. Taman di depan Beijing Olympic Stadium. Itu lo, stadion megah di Beijing yang pernah jadi gelanggang olimpiade.
Patung kambing dan babi di Kong Miao Beijing. Dalam upacara-upacara besar biasanya diletakkan daging babi, kambing, dan sapi utuh. -Liem-

Stadion itu dibangun pada 2008. Bentuknya seperti jaring-jaring yang estetik. Kota Beijing memang telah tersentuh modernisasi dan kecanggihan teknologi. Beberapa aspek menggunakan sarana digital. Kawasan itu dari tahun ke tahun semakin berias. Makin molek dan cantik.

Senja tiba. Surya menyusup di balik dinding Beijing Olympic Stadion. Langit membias jingga. Saatnya kembali untuk beristirahat. Esok kami akan ke Qufu. Tanah suci tempat kelahiran Nabi Kong Zi.

Sekaligus saya akan membawa kalung pemberian Haruka Shirakawa, putri bungsu saya. Di tempat itu saya akan melakukan blessing atau penyucian. (Guruh Dimas Nugraha)

Oleh: When Shi Liem Tiong Yang, rohaniwan Konghucu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: