Dalam Tengger Ethnomedicine Festival, Alit Indonesia Sajikan Nasi Gerit

 Dalam Tengger Ethnomedicine Festival, Alit Indonesia Sajikan Nasi Gerit

Alit Indonesia sajikan nasi gerit dalam Tengger Ethnomedicine Festival. Suasana ketika menyajikan nasi gerit, yang digelar Alit Indonesia di halaman samping Museum Etnografi, 14 Desember 2023.-Nadia Aliya-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Selain kaya dengan budaya ritusnya, Suku Tengger memiliki berbagai kuliner khas. Salah satunya adalah nasi gerit. Dalam event Tengger Ethnomedicine Festival, Alit Indonesia, yayasan yang bergerak di bidang pemberdayaan anak, dan kebudayaan, menggelar sajian nasi gerit.

Acara itu berlangsung di halaman samping Museum Etnografi, Universitas Airlangga, pada 14 Desember 2023. Puji Lestari, ketua Korwil Bromo Alit Indonesia, menjelaskan berbagai bahan masakan nasi gerit, makanan khas Suku Tengger tersebut.

"Ini blendus. Dibuat dari bahan jagung putih khas Tengger. Kemudian diberi santan, dan bumbu-bumbu rempah lainnya," ungkap Tari, panggilan Puji. Ia sambil memegang mangkuk makanan blendus itu. blendus merupakan sajian berkuah putih, dengan bulir-bulir jagung berwarna putih pula.

BACA JUGA: Alit Indonesia Tunjukkan Cara Suku Tengger Manfaatkan Tanaman Herbal untuk Pengobatan


Alit Indonesia sajikan nasi gerit dalam Tengger Ethnomedicine Festival. Puji Lestari, ketua korwil Bromo Alit Indonesia, menunjukkan blendus sebagai campuran nasi gerit.-Nadia Aliya-

Jagung putih khas Tengger itu merupakan jagung endemik yang tumbuh di lereng Bromo. Banyak ditemui di Desa Wonokitri, Kecamatan Pasuruan. Warna bulirnya putih, karena tidak memiliki kandungan karoten sama sekali. Ukuran bulirnya pun besar, tak seperti jagung biasa yang cenderung kecil dan berwarna kuning.

Untuk membuat blendus, jagung putih direndam terlebih dulu selama sehari. Setelah itu direbus hingga mekar. Kemudian diberi kuah santan dan berbagai bahan lainnya. 

Sajian lainnya adalah nasi putih, lauk-pauk seperti tempe, tomat, wortel, serta sayuran. Dalam kesempatan itu, Tari dan kawan-kawan Alit menggunakan sayuran pakcoy. "Pakcoy ini alternatif saja. Masyarakat Suku Tengger biasanya menggunakan daun singkong, pucuk labu siam, atau sayuran-sayuran lainnya," ujarnya.

BACA JUGA: Workshop Alit Indonesia, Membuat Teh Tisan itu Mudah

Nasi gerit khas Tengger dicampur dengan kuah blendus itu. Mereka menggunakan ikan asin dan biasanya daging ayam. Sebab di daerah lereng Bromo, tak mengenal kuliner ikan. Makanan itu diletakkan di atas piring dengan komponen-komponen di sekitarnya.


Alit Indonesia sajikan nasi gerit dalam Tengger Ethnomedicine Festival. Sup blendus khas Tengger yang dibuat dari jagung putih dan kuah santan.-Nadia Aliya-

Para pengunjung, yang rata-rata mahasiswa Unair, diajak untuk menata makanan nasi gerit tersebut. Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, dikomandoi oleh Nokya Suripto Putri. Sedangkan kelompok kedua, dipimpin Azzahra Maharani Putri.

Kelompok pertama, menata nasi ke dalam daun pisang berbentuk persegi, ujungnya diberi imbuhan potongan wortel. Sedangkan komponen lainnya, seperti ikan asin, potongan tomat, dan sayur, ditata melingkar di sekitar nasi itu. 

"Ini banyak unsur hijaunya. Mengangkat kondisi Bromo sekarang. Kan pernah terbakar, terus sekarang jadi hijau, dan subur," ujar Nokya, kemudian tertawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: