Resiko Penularan Covid-19 Membayangi Masa Liburan Nataru, Ini Beberapa Saran dari Pakar

Resiko Penularan Covid-19 Membayangi Masa Liburan Nataru, Ini Beberapa Saran dari Pakar

Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng mengajurkan penumpang memakai masker terkait meningkatnya kasus Covid-19--yopi

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Masa liburan natal dan tahun baru (nataru) tahun ini berada dalam bayang-bayang penularan virus Covid-19

Sebagaimana diketahui, peningkatan kasus Covid-19 dilaporkan di beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia. 

Salah satu pemicu penyebaran adalah tingginya mobilitas masyarakat. Maka dari itu, masa liburan Nataru berisiko meningkatkan kasus. 

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, setidaknya ada 4 hal yang menyebabkan kenaikan kasus pada beberapa hari terakhir. 

BACA JUGA:Kasus Covid-19 Melonjak di DKI Jakarta, Lindungi Kelompok Lansia dengan Vaksinasi

Yang pertama adalah menurunnya  imunitas populasi secara umum karena rendahnya penularan alamiah Covid-19 di lapangan. Selain itu, injeksi vaksin terakhir yang dimiliki masyarakat rata-rata jaraknya sudah lama. 

Peningkatan penularan kata Tjandra juga bisa disebabkan oleh tingginya mobilitas pada masa libur Nataru. 

“Soal varian baru seperti JN.1  memang masih dalam penelitian, tapi yang jelas sejak 18 Desember beberapa hari yang lalu, JN.1 sudah dinyatakan oleh Variant of Interest (VOI) oleh WHO,” kata Tjandra pada Jumat, 23 Desember 2023. 

Ia menegaskan bahwa Covid-19 memang masih ada di dunia dan tetap mungkin akan naik kasusnya  dari waktu ke waktu.

Untuk itulah, dalam periode libur Nataru ini, Tjandra memberikan beberapa tips.

BACA JUGA:Kasus Covid-19 Meningkat 75 Persen, Singapura Meminta Warga Pakai Masker Lagi

1. Perhatian Pada Lansia 

Untuk lansia, mereka dengan komorbid dan risiko tinggi lainnya harus untuk mendapat vaksinasi ulangan 6 hingga 12 bulan sesudah vaksinasi terakhir, ini sesuai rekomendasi WHO awal Desember 2023 ini.

“Yang selama ini belum pernah divaksin maka tentu perlu segera vaksin,” kata Mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: