Rekomendasi FIlm Natal: Love Actually, Film Bertabur Bintang yang Penuh Pesan Cinta

Rekomendasi FIlm Natal: Love Actually, Film Bertabur Bintang yang Penuh Pesan Cinta

REKOMENDASI tontonan Natal: Love Actually, film bertabur bintang yang penuh pesan cinta. -Canal+-

Jamie yang jatuh cinta pada Aurelia juga dikritik. Bagaimana mungkin ia jatuh cinta pada perempuan asing yang sama sekali tak ia pahami kata-katanya. Richard Curtis, yang juga menjadi penulis naskah tunggal, seperti mengirimkan pesan bahwa perempuan itu lebih lovable kalau enggak banyak ngomong.

Bahkan lewat kisah Juliet, Peter, dan Mark, Love Actually seperti meromantisasi perselingkuhan. Juliet sudah menikah dengan Peter, kawan dekat Mark. Tapi, aksi Mark menyatakan cinta pada Juliet secara diam-diam dengan kertas karton, begitu legendaris. Ditiru di mana-mana.

Kita ikut terenyuh melihat Mark harus mengubur perasaannya dalam-dalam. Padahal, di dunia nyata, kita menghujat artis yang berpacaran dengan pria berkeluarga.


REKOMENDASI tontonan Natal: Love Actually, film bertabur bintang yang penuh pesan cinta. Foto: Aksi Mark menyatakan cinta pada Julie sangat legendaris.-Canal+-

BACA JUGA:Maleficent 3 Bisa Jadi Film Terakhir Angelina Jolie, Ini Penyebabnya

Well, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, Love Actually memang bukan film Natal terbaik. Juga bukan film cinta terbaik. Namun, ada sesuatu dalam film ini yang membuat kita rela menafikan hal-hal yang mengganjal.

Kalau dipikir-pikir, banyak storyline yang tidak masuk akal. Too good to be true. Misalnya David dan Natalie: pria kaya dan berkuasa jatuh cinta pada gadis jelata. Duh, klasik film-film Disney banget. Bahkan film-film baru Disney tidak sereceh itu.

Kalau kisah Jamie dan Aurelia justru banyak terjadi di kehidupan nyata. Tapi biasanya berakhir ketika seorang istri yang murka memecat si pelayan. Padahal, suaminya yang kegatelan.

BACA JUGA:Jenna Ortega Mundur dari Scream 7, Buntut Pemecatan Melissa Barrera?

BACA JUGA:Komentar Melissa Barrera Setelah Dipecat dari Scream 7 Gara-Gara Bela Palestina: Diam Bukan Pilihan!

Ya—sekali lagi—jika dipikir-pikir, kisah-kisah itu tidak masuk akal. Tapi toh, kita menganggapnya hangat dan romantis. Membuktikan bahwa cinta kerap bersemi di tempat-tempat tak terduga. Menghinggapi sosok-sosok tak terduga pula.

Lagian, ngapain sih dipikirin? Ini Natal. Biarkanlah kenangan manis kita tentang Love Actually—sebelum pikiran kita teracuni oleh doktrin SJW feminis—seperti itu adanya.

Jika kita mau mengabaikan esensi kritik terhadap Love Actually, film ini sangatlah enjoyable. Setiap menonton salah satu pasangan, kita akan mengingat monolog yang diucapkan Hugh Grant di awal film. "Aku punya perasaan geli. Bahwa cinta itu, sebenarnya, ada di mana saja…" (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: