Rekomendasi FIlm Natal: All Saints, Kisah Penyelamatan Gereja yang Tidak Klise

Rekomendasi FIlm Natal: All Saints, Kisah Penyelamatan Gereja yang Tidak Klise

REKOMENDASI fIlm Natal: All Saints, kisah penyelamatan gereja yang tidak klise. -Sony Pictures-

All Saints sangat menyenangkan dan menginspirasi untuk ditonton. Pacing-nya lambat, agak mudah diprediksi, tetapi tidak semuanya. Dalam beberapa adegan masih baik-baik saja. Tapi ada beberapa yang seharusnya bisa dipercepat.

BACA JUGA:3 Pertanyaan Tentang Masa Depan Kang the Conqueror Setelah Jonatan Majors Dipecat Marvel

Visualnya juga agak berulang. Tapi sang sutradara Steve Gomer memang tidak berusaha membuat sinematografi yang mengesankan.

Bagi saya, karakter yang paling menarik dalam film ini adalah Ye Win, yang diperankan oleh Nelson Lee. Ye win adalah pemuda yang mengoordinasi anggota keluarga dan teman-temannya menjadi tim utama penyelemat gereja.

Adegan terbaik tentu saja ketika Ye Win berpidato di depan uskup dan pengurus gereja, dalam upaya mengulur waktu. Dia memenangkan hati mereka dengan mengatakan bahwa kita adalah satu keluarga.

BACA JUGA:8 Tokoh yang Bisa Jadi Pengganti Kang the Conqueror Sebagai Super-Villain MCU, Dari Dr Doom hingga Dr Strange

Pidato Ye Win itu sepertinya adalah titik fokus utama All Saints. Momentum itu begitu mengharukan dan sangat menyayat hati. Remarkable.


REKOMENDASI fIlm Natal: All Saints, kisah penyelamatan gereja yang tidak klise. Foto: John Corbett dan Nelson Lee.-Sony Pictures-Variety

Kesederhanaan dan kejujuran dari pidato ini tak hanya menyadarkan para pemimpin gereja. Tapi kita sebagai penonton, khususnya kaum Kristiani, ikut mendapatkan makna penderitaan dan misi sebenarnya dari sebuah kehidupan.

Sayang, film ini tidak berhasil mengembangkan bagaimana anggota komunitas Smyrna bersatu dengan ide pertanian yang pada akhirnya memberi gereja identitas baru. Banyak aksi yang terlalu sentimental dan melodramatis. Dan, untuk gereja uskup di selatan, sangat mengejutkan bahwa hanya ada sedikit ritual gereja yang disajikan.

BACA JUGA:Maleficent 3 Bisa Jadi Film Terakhir Angelina Jolie, Ini Penyebabnya

BACA JUGA:Timothee Chalamet Memukau dalam Premiere Wonka di London, Ini Janjinya pada Fans

Saya merasakan, film ini bukan hanya sebuah perjuangan mengembangkan pertanian dan berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan gereja. Tapi juga upaya untuk menyelamatkan sesama manusia.

Saya jadi teringat film Thor: Ragnarok. Di situ, Thor bilang, bahwa Asgard bukanlah sebuah tempat. Tapi manusianya.

Drama yang lebih penting dalam film ini digambarkan dengan sangat baik di saat-saat terakhir. Bagaimana para jemaat bersatu dan akhirnya menginspirasi orang lain untuk berbondong-bondong ke Smyrna. Demi menjadi bagian dari sesuatu yang hampir lenyap di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: