Sakura School Simulator, Game 18+ yang Viral di Kalangan Anak-Anak, Apa Saja Dampaknya?

Sakura School Simulator, Game 18+ yang Viral di Kalangan Anak-Anak, Apa Saja Dampaknya?

Ilustrasi game Sakura School Simulator. Ada dampak negatifnya bagi anak-anak.-Dok Pribadi-

BACA JUGA: Developer Asal Malang Rilis Game Faerie Afterlight, Ada di Steam dan Nintendo Switch

Perilaku anak-anak yang sering menyaksikan adegan kekerasan dan pornografi cenderung lebih mudah emosi, agresif, cemas, dan bahkan dalam beberapa kasus anak-anak bisa meniru perilaku adegan tersebut. Padahal, perilaku tersebut pasti akan menyimpang dari moral yang ada. 

2. Mengurangi tingkat produktivitas anak. 

Game ini bersifat adiktif yang menyebabkan pemainnya kecanduan untuk terus-menerus memainkan game tersebut. Akibatnya, anak-anak yang sudah kecanduan game itu akan terus memainkannya selama mungkin sampai-sampai mereka tidak melakukan hal lain selain bermain game

Dampaknya, banyak aktivitas positif yang disia-siakan seperti bersosialisasi dengan anak lain, bermain dan menjelajah dunia luar, mencoba kegiatan baru, dan lain sebagainya. Bahkan, tak jarang mereka pun sampai  mengabaikan kewajibannya seperti belajar, mengerjakan tugas sekolah, dan membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan lainnya.

3. Memicu gangguan kesehatan anak.

Karena kecanduan game tersebut, anak-anak bahkan bisa lupa untuk makan, mandi, dan tidur. Hal-hal penting yang terabaikan itulah yang dapat memicu terjadinya gangguan-gangguan kesehatan pada anak-anak seperti gangguan tidur akibat kurangnya waktu tidur anak karena tidak sesuai dengan anjuran waktu tidur pada umumnya. 

Akibatnya, mereka menjadi lebih mudah lelah dan tidak fokus. Adapun gangguan kesehatan lainnya ialah menimbulkan gangguan kesehatan mata yang bisa menyebabkan miopia karena terus terpapar sinar radiasi dari smartphone.

4. Pemahaman yang salah tentang seks.

Adanya adegan-adegan dewasa pada game itu memberikan risiko pada anak-anak terhadap pemahaman yang salah tentang seks. Kurangnya anak akan pemahaman tentang seks dapat mendorong anak-anak untuk terlibat dalam praktik seksual yang berisiko tinggi. 

Dengan begitu, banyak anak-anak di bawah umur yang menjadi korban penyalahgunaan seksual, yang dapat menyebabkan dampak traumatis dan masalah kesehatan mental.

Dari dampak-dampak di atas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengatasi hal tersebut. Untuk mencegahnya, langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan batasan waktu kepada anak untuk bermain smartphone.

Tentu saja ada batasan dan waktu ideal untuk anak-anak bermain smartphone sesuai dengan usianya. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), idealnya untuk anak-anak bermain smartphone adalah 1-2 jam per hari. 

Selalu perhatikan dan atur waktu bermain smartphone pada anak. Sebab, tak sedikit dampak buruk dari terlalu lama bermain smartphone untuk anak-anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: